Banyak Pemposan : 383 Poin : 7675 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 3/1/2010, 19:08
KONTROVERSI SEKITAR BUKU :
"MEMBONGKAR GURITA CIKEAS: DIBALIK SKANDAL BANK CENTURY"
George Junus Aditjondro Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
George Junus Aditjondro (lahir pada 27 Mei 1946 di Pekalongan, Jawa Tengah) adalah seorang sosiolog asal Indonesia.
Pada sekitar tahun 1994 dan 1995 nama Aditjondro menjadi dikenal luas sebagai pengkritik pemerintahan Soeharto mengenai kasus korupsi dan Timor Timur. Ia sempat harus meninggalkan Indonesia ke Australia dari tahun 1995 hingga 2002 dan dicekal oleh rezim Soeharto pada Maret 1998. Di Australia ia menjadi pengajar di Universitas Newcastle dalam bidang sosiologi. Sebelumnya saat di Indonesia ia juga mengajar di Universitas Kristen Satya Wacana.
Saat hendak menghadiri sebuah lokakarya di Thailand pada November 2006, ia dicekal pihak imigrasi Thailand yang ternyata masih menggunakan surat cekal yang dikeluarkan Soeharto pada tahun 1998.
Pada akhir bulan desember 2009, beberapa lama setelah peluncuran bukunya terakhir, Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyalurkan keprihatinanya atas isi buku tersebut. Buku itu sempat ditarik dari etalase toko walaupun pada saat itu belum ada keputusan hukum terhadap peredaran buku itu.
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7675 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 3/1/2010, 19:10
Buku Membongkar Gurita Cikeas Dinilai Cari Sensasi
Metrotvnews.com, Jakarta: Pengamat sosial politik, George Junus Aditjondro, ikut meramaikan silang pendapat soal dugaan korupsi dalam kasus skandal Bank Century. George yang banyak meneliti tentang korupsi di zaman orde baru meluncurkan buku berjudul Membongkar Gurita Cikeas di Balik Skandal Century di Jakarta, Rabu (23/12).
Buku terbitan Galangpers, Yogyakarta, ini hanya memberikan porsi satu bab untuk membahas keterlibatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kasus century. Itupun menyajikan data-data hampir sama dengan yang selama ini beredar di media massa. Alhasil, judul buku karangan George dianggap sekadar mencari sensasi.
Buku George justru lebih banyak mengulas berbagai kinerja yayasan di sekitar Presiden Yudhoyono. Geroge menyebut\ yayasan-yayasan itu sebagai alat menggalang dana untuk kepentingan politik. Menurut George, kebanyakan penyumbang dana adalah pengusaha hitam (****)
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7675 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 3/1/2010, 19:12
Banyak Buku Gelap Lainnya Beredar :
Buku Membongkar Gurita Cikeas beredar
Gunawan A - klikp21.com
JAKARTA - Buku karangan peneliti George Junus Aditjondro yang berjudul “Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century” masuk istana Presiden. Belum ada sikap dari istana, namun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tengah membaca buku ini. Buku lainnya yang sangat laris manis berjudul "Bencana Bersama SBY" ada dikalangan terbatas.
Pihak Istana Presiden, seperti diungkapkan Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha, baru menerima buku tersebut. “Kita akan pelajari sumber dan keotentikan data serta metodologi yang digunakan,” ujar Julian, Jumat (25/12/2009).
Presiden menurutnya juga menyayangkan rumor yang ada dalam buku itu. Sebab, buku itu lebih banyak mengungkakan fitnah daripada fakta. Meski demikian, belum ada sikap resmi dari SBY. “Beliau (presiden) sedang membacanya,” kata Julian seperti dikutip Tempo.
Dalam buku itu disebutkan keterlibatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan keluarganya dalam kasus Century. Yayasan-yayasan yang bernaung dibawah keluarga Cikeas pun disorot sebagai motor untuk mendulang dana dan dukungan politik.
Selain Majelis Dzikir, George juga menyebutkan tiga yayasan yang lainya yang berafiliasi dengan Cikeas, yakni Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian, Yayasan Puri Cikeas dan Yayasan Mutu Manikam. Yayasan tersebut diduga menjadi penggalang dukungan finansial dan dukungan suara bagi pemenangan Partai Demokrat dan SBY dalam Pemilu. (**/gun)
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7675 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 3/1/2010, 19:13
Aditjondro dan Upaya Membongkar Gurita Cikeas
ANDY SYOEKRY AMAL
aditjondro
YOGYAKARTA, 23/12. MEMBONGKAR GURITA CIKEAS. Aktivis LSM George Junus Aditjondro (tengah) memberikan penjelasan saat peluncuran bukunya didampingi Komisioner subkomisi pendidikan dan penyuluhan Komnas HAM,Yosep Adi Prasetyo (kiri) dan Pengasuh ponpes Nurul Ummah Kotagede, KH Abdul Muhaimin (kanan) di penerbit Galangpress, Yogyakarta, Rabu (23/12). George Junus Aditjondro meluncurkan buku berjudul membongkar gurita cikeas, dibalik skandal Century. FOTO ANTARA/Regina Safri/pd/09.
SEKITAR tahun 1994 dan 1995 namanya dikenal luas sebagai pengkritik pemerintahan Soeharto. Ia tak gentar pasang badan untuk membongkar berbagai kasus, khususnya soal korupsi dan Timor Timur. Ia sempat harus meninggalkan Indonesia ke Australia dari tahun 1995 hingga 2002 dan dicekal oleh rezim Soeharto pada Maret 1998. Di Australia ia menjadi pengajar di Universitas Newcastle dalam bidang sosiologi. Sebelumnya saat di Indonesia ia juga mengajar di Universitas Kristen Satya Wacana.
Itulah George Junus Aditjondro, sosiolog asal Indonesia yang lahir pada 27 Mei 1946 di Pekalongan, Jawa Tengah. Ia juga pernah dicekal pihak imigrasi Thailand yang ternyata masih menggunakan surat cekal yang dikeluarkan Soeharto pada tahun 1998, saat hendak menghadiri sebuah lokakarya di Thailand pada November 2006.
Tampaknya sikap aktivis LSM ini sekarang belum berubah. Dulu dan sekarang sama saja: tidak mengenal takut untuk membongkar kasus korupsi, termasuk yang diduga menyerempet-nyerempet keluarga Cikeas. Ini dibuktikan George Junus Aditjondro melalui bukunya, “Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century”. Buku yang diterbitkan Galang Press Jogjakarta ini baru saja diluncurkan pada 23 Desember 2009 lalu.
Sayangnya, baru beberapa jam di pasaran, tiba-tiba dikabarkan buku itu ditarik. Seperti dikutip Kompas.com, atas instruksi dari sebuah pimpinan pusat, toko buku terbesar di Tanah Air berinisial TBG langsung menarik semua buku. Kompas.com memberitakan, Persda Network yang berusaha membeli buku tersebut di toko buku TBG Bintaro harus beradu mulut dengan staf toko buku tersebut. “Baru saja bukunya sudah ditarik. Ada instruksi dari pusat langsung telepon,” ujar Indah, staf toko buku kepada Persda Network di Bintaro, Jakarta, Jumat (25/12/2009) sore. Padahal, sebelum berangkat, seorang staf TBG Bintaro mengatakan masih ada 20 buku dan mempersilakan datang untuk membeli.
Kabar ditariknya buku berjudul “Membongkar Gurita Cikeas” yang ditulis sosiolog sekaligus pengamat korupsi George Junus Aditjondro dibantah Pimpinan Penerbit Galang Press, Julius Felicianus. Sebagai pihak yang menerbitkan buku tersebut, Julius, seperti dikutip Tempointeraktif.com, mengaku buku yang baru saja diluncurkan di Kantor Penerbit Galang Press di Yogyakarta pada 23 Desember 2009 lalu belum mendapat pencekalan dan pelarangan secara resmi dari Kejaksaan Agung RI. Sehingga isu yang mengabarkan bahwa buku itu ditarik dari toko-toko buku oleh orang-orang suruhan Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono, tidak benar. Berdasarkan pengalaman Julius, buku-buku terbitan Galang Press yang pernah dilarang selalu mendapat surat dari Kejagung.
“Prosesnya butuh tiga hingga enam bulan untuk Kejagung melakukan uji material. Jadi bukunya Pak George masih akan terbit karena tidak dilarang,” kata Julius. Diakui, pihaknya menerima telepon dari beberapa toko buku yang menjual buku-buku tersebut. Menurut Julius, jika ada pembeli yang mendapat informasi kalau buku tersebut ditarik oleh orang-orang SBY adalah tidak benar. Melainkan buku-buku tersebut ‘diamankan’ oleh pemilik toko buku untuk menghindari kerugian dan hal-hal yang tidak diinginkan. “Itu hanya ketakutan pemilik toko buku saja karena komentar-komentar SBY di media,” kata Julius seperti diberitakan Tempointeraktif.com.
Masuk akal memang jika pemilik toko buku ketakutan. Soalnya, ini berkaitan dengan Presiden SBY. Namun apakah SBY berada di balik kasus penarikan buku ini?
Menurut detik.com, Presiden SBY prihatin dengan terbitnya buku ‘Membongkar Gurita Cikeas di Bank Century’. Meski demikian, pemerintah tidak berniat untuk menariknya dari peredaran.
“Tidak ada sama sekali (rencana itu),” kata Jubir Kepresidenan Julian Aldrin Pasha di kediaman pribadi Presiden SBY di Puri Cikeas, Bogor, Sabtu (26/12/2009).
Menurut Julian SBY amat prihatin karena di buku itu dimuat sejumlah yayasan yang terkait dengan Cikeas. Misalnya saja disebutkan Yayasan Puri Cikeas, Yayasan Mutu Manikam Nusantara, Majelis Dzikir SBY, dan Yayasan Kepedulian dan Kesetiakawanan yang faktanya tidak akurat.
Julian menambahkan SBY sedang mempelajari buku karangan George Junus Aditjondro itu. Sejauh ini pun tidak ada rencana untuk menemui sang pengarang.
“Tapi mungkin akan ada reaksi apakah dari 4 yayasan tadi atau individu lain yang disebutkan oleh Pak George,” kata Julian.
Presiden pun sejauh ini belum merencanakan menempuh jalur hukum. Walaupun, bisa saja dilakukan untuk meminta pertanggungjawaban pengarang soal validitas data yang digunakan. Rencana menerbitkan buku penanding pun belum ada.
Naskah buku yang ditulis George tersebut diterima Galang pada Juni 2009 atau sebelum kasus Century menjadi booming. Sebelum diterbitkan, buku tersebut telah dibaca banyak cendekiawan yang sekaligus memberikan catatan, seperti Syafii Maarif, Teten Masduki, juga dari Komnas HAM. Terkait judulnya pun, menurut Julius telah dilakukan diskusi berkali-kali dengan banyak orang.
Namun, sepertinya upaya George Junus Aditjondro untuk membongkar gurita Cikeas masih mengalami berbagai kendala.
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7675 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 3/1/2010, 19:14
Buku " Membongkar Gurita Cikeas" Hilang dari Peredaran
PERSDA NETWORK/BIAN HARNANSA Seorang wanita membaca buku Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century karya George Junus Aditjondro, di kediaman pribadi Presiden SBY di Puri Cikeas, Bogor, Sabtu (26/12/2009). Buku tersebut berisikan sejumlah yayasan yang terkait dengan Cikeas.
JAKARTA,KOMPAS.com — Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century" yang ditulis George Junus Adijtondro hanya bertahan beberapa jam di toko-toko buku. Atas instruksi dari sebuah pimpinan pusat, toko buku terbesar di Tanah Air berinisial TBG langsung menarik semua buku.
Persda Network yang berusaha membeli buku tersebut di toko buku TBG Bintaro harus beradu mulut dengan staf toko buku tersebut. "Baru saja bukunya sudah ditarik. Ada instruksi dari pusat langsung telepon," ujar Indah, staf toko buku kepada Persda Network di Bintaro, Jakarta, Jumat (25/12/2009) sore. Padahal, sebelum berangkat, seorang staf TBG Bintaro mengatakan masih ada 20 buku dan mempersilakan datang untuk membeli.
Menurut Indah, buku yang menyebut keluarga lingkaran Presiden SBY dengan skandal Bank Century tersebut baru saja masuk siang hari pada Jumat yang sama. Hingga Jumat sore, sudah terjual 14 buku di TBG Bintaro.
"Cover depannya warna pink. Ada gambar guritanya, Mas. Di lembar pertama ada foto keluarga SBY. Di lembar berikutnya ada percakapan Ong Juliana dengan Anggodo. Terus ada transkrip surat di bagian dalamnya," urainya.
Telepon gelap
Pra-peluncuran buku tersebut baru diadakan pada hari Rabu (23/12/2009) di Yogyakarta oleh penulisnya, George Aditjondro. Peluncuran buku tersebut sedianya pada awal Januari 2010 di Kantor ICW.
Saat dihubungi Persda Network, Direktur Utama Galang Press Julius Felicianus mendapat informasi bahwa pemilik TBG mendapat telepon dari orang tak dikenal yang menginstruksikan penarikan buku tersebut.
"Saya sudah dapat kabar kalau pemilik toko buku mendapat telepon dari seseorang yang minta menarik dahulu buku itu. Kelihatannya mereka ketakutan karena telepon orang tak dikenal itu," kata Julius Felicianus kepada Persda Network, Jakarta, Jumat kemarin.
Ia mengaku kecewa dengan pihak yang memerintahkan penarikan buku tersebut. Biasanya, jika terjadi penarikan, maka itu berdasarkan perintah dari pihak kejaksaan. Namun, perusahaannya sendiri belum mendapat surat perintah dari kejaksaan terhadap buku tersebut.
"Kan seharusnya ada surat perintah penarikan dari Kejaksaan Agung, dan itu tidak sebentar, setidaknya perlu waktu 3 bulan untuk eksekusi penarikannya," ujarnya.
Atas kejadiaan ini, Julius mengatakan telah berkoordinasi dengan Komnas HAM agar segera mengeluarkan surat rekomendasi supaya buku tersebut tetap bisa diperjualbelikan.
"Baru saja saya telepon Pak Yosef Adi, Sub Komisi Penyuluhan Komnas HAM. Mungkin Senin (8/12/2009), surat rekomendasi itu bisa dikeluarkan. Lagi pula, dia, saat pralaunching di Yogyakarta, janji bahwa buku itu tidak ada masalah," paparnya.
Julius menegaskan bahwa buku tersebut tidak ada masalah secara hukum. "Yang jelas, buku itu hasil data ilmiah dan bisa dipertanggungjawabkan, kok," ucapnya.
Koordinator ICW, Danang Widoyoko, mengaku kecewa dengan penarikan buku tersebut. Penarikan buku itu mirip dengan perilaku Orde Baru (Orba). "Ya kalau enggak setuju, dibantah dong dengan buku. Jangan ditarik-tarik. Ini kan seperti Orba. Aparat hukum dipakai sebagai aparatur represi oleh pemerintah yang berkuasa," ungkap Danang. (persda network/yog/coz/yls)
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7675 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 3/1/2010, 19:16
Penerbit Buku Gurita Cikeas Bantah Adanya Penarikan
TEMPO Interaktif, Jakarta -Kabar ditariknya buku berjudul “Membongkar Gurita Cikeas” yang ditulis sosiolog sekaligus pengamat korupsi George Junus Aditjondro dibantah Pimpinan Penerbit Galang Press, Julius Felicianus.
Sebagai pihak yang menerbitkan buku tersebut, Julius mengaku buku yang baru saja diluncurkan di Kantor Penerbit Galang Press di Yogyakarta pada 23 Desember 2009 lalu belum mendapat pencekalan dan pelarangan secara resmi dari Kejaksaan Agung RI.
Sehingga isu yang mengabarkan bahwa buku itu ditarik dari toko-toko buku oleh orang-orang suruhan Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono, tidak benar. Berdasarkan pengalaman Julius, buku-buku terbitan Galang Press yang pernah dilarang selalu mendapat surat dari Kejagung.
“Prosesnya butuh tiga hingga enam bulan untuk Kejagung melakukan uji material. Jadi bukunya Pak George masih akan terbit karena tidak dilarang,” kata Julius saat dihubungi Tempo, Sabtu (26/12) sore.
Diakui Julius, pihaknya menerima telepon dari beberapa toko buku yang menjual buku-buku tersebut. Menurut Julius, jika ada pembeli yang mendapat informasi kalau buku tersebut ditarik oleh orang-orang SBY adalah tidak benar.
Melainkan buku-buku tersebut ‘diamankan’ oleh pemilik toko buku untuk menghindari kerugian dan hal-hal yang tidak diinginkan. “Itu hanya ketakutan pemilik toko buku saja karena komentar-komentar SBY di media,” kata Julius.
Berdasarkan informasi yang diterima Julius, hanya Toko Buku Gramedia di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang saja yang ‘mengamankan’ buku tersebut. Sedangkan Gramedia di Semarang, Yogyakarta, maupun Surabaya masih relatif aman.
Bahkan jumlah pihak yang memesan buku tersebut semakin bertambah, terutama dari kalangan perguruan tinggi. Jumlah pemesanannya pun berkisar 60-100 eksemplar tiap perguruan tinggi.
Sedangkan buku tersebut dicetak empat ribu eksemplar pada terbitan pertama ini. “Ini fenomena baru, karena beberapa perguruan tinggi terkenal di Indonesia justru memesan buku tersebut langsung pada kami,” kata Julius.
Di sisi lain, jika memang benar SBY melakukan sikap tersebut, Julius sangat menyayangkannya. Pasalnya, buku tersebut justru bisa menjadi bahan evaluasi bagi pemerintahan SBY lima tahun ke depan agar menjadi lebih baik.
Jangan sampai SBY melakukan praktek-praktek korupsi melalui perusahaan maupun yayasan sebagaimana modus operandi yang dilakukan oleh mantan Presiden RI Soeharto yang akhirnya terbukti korupsi.
“SBY kan punya staf ahli. Kalau tidak suka dengan buku itu, ya silahkan buat buku tandingan. Galang siap menerbitkan,” kata Julius. Apalagi, lanjut Julius, buku tersebut dituliskan berdasarkan data yang valid.
Harapannya, buku tersebut bisa pula menjadi bahan ajar perguruan tinggi tentang bagaimana melakukan investigasi kasus-kasus korupsi. “Kalau SBY menarik buku itu, ya berarti memang ada sesuatu dengan pemerintahannya,” kata Julius.
Naskah yang ditulis George tersebut diterima Galang pada Juni 2009 atau sebelum kasus Century menjadi booming. Sebelum diterbitkan, buku tersebut telah dibaca banyak cendekiawan yang sekaligus memberikan catatan, seperti Syafii Maarif, Teten Masduki, juga dari Komnas HAM. Terkait judulnya pun, menurut Julius telah dilakukan diskusi berkali-kali dengan banyak orang.
Secara terpisah, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta, Fora Noenoehitoe mengaku pihaknya belum mendapatkan surat perintah dari Kejagung.
Bahkan pihaknya baru saja mendengar judul buku yang dianggap kontroversial tersebut. Bahkan jika terbukti ada penarikan buku yang dilakukan oleh orang-orang SBY, pihaknya akan bersikap. “Karena wewenang mencekal dan melarang ada pada kejaksaan, jadi kita akan bersikap,” kata Fora.
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7675 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 3/1/2010, 19:17
SBY Tak Berniat Tarik 'Gurita Cikeas'
Luhur Hertanto - detikNews
Bogor - Presiden SBY prihatin dengan terbitnya buku 'Membongkar Gurita Cikeas di Bank Century'. Meski demikian, pemerintah tidak berniat untuk menariknya dari peredaran.
"Tidak ada sama sekali (rencana itu)," kata Jubir Kepresidenan Julian Aldrin Pasha di kediaman pribadi Presiden SBY di Puri Cikeas, Bogor, Sabtu (26/12/2009).
Menurut Julian SBY amat prihatin karena di buku itu dimuat sejumlah yayasan yang terkait dengan Cikeas. Misalnya saja disebutkan Yayasan Puri Cikeas, Yayasan Mutu Manikam Nusantara, Majelis Dzikir SBY, dan Yayasan Kepedulian dan Kesetiakawanan yang faktanya tidak akurat.
Julian menambahkan SBY sedang mempelajari buku karangan George Junus Aditjondro itu. Sejauh ini pun tidak ada rencana untuk menemui sang pengarang.
"Tapi mungkin akan ada reaksi apakah dari 4 yayasan tadi atau individu lain yang disebutkan oleh Pak George," kata Julian.
Presiden pun sejauh ini belum merencanakan menempuh jalur hukum. Walaupun, bisa saja dilakukan untuk meminta pertanggungjawaban pengarang soal validitas data yang digunakan. Rencana menerbitkan buku penanding pun belum ada.
"Sampai sekarang belum ada pembicaraan atau rencana ke arah sana," pungkas Julian. (fay/djo)
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7675 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 3/1/2010, 19:18
Mantan Timses SBY Tuding Buku 'Gurita Cikeas' Fitnah
Djoko Tjiptono - detikNews
Andi - KPUD Lampung
Jakarta - Munculnya buku 'Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century' membuat geram pendukung SBY. Mantan anggota tim sukses SBY Andi Arief menilai data dalam buku tersebut tidak akurat dan cenderung fitnah.
"Secara metodologis GJA (George Aditjondro, penulis buku) mengambil beberapa data sekunder yang belum diverifikasi serta mengandung rumor dan fitnah," kata Andi lewat rilisnya kepada detikcom, Sabtu (26/12/2009).
Andi mencontohkan, pada halaman 30 dan 31 dalam buku tersebut ada kesalahan terkait data Public Service Obligation (PSO) dan BUMN. Di dalamnya tertulis, PSO Pelni, LKBN Antara, PT Kereta Api, dan PT Pos yang disetujui DPR RI akhir 2008 adalah 1,7 triliun. Padahal menurut Andi, jumlahnya jauh lebih kecil dari itu.
"Ini contoh data yang keliru, 4 BUMN mendapat PSO jauh di bawah itu," tegasnya.
Pria yang kini menjabat sebagai staf khusus presiden ini juga membantah adanya aliran dana dari LKBN Antara sebesar Rp 40,6 miliar ke Bravo Media Centre, tim kampenye SBY. Menurut dia, PSO untuk LKBN Antara tidak sebesar itu.
"Data disertai tuduhan tidak berdasar lainnya adalah dana PSO PT Pos, PT KA, BUMN PTPN 7 dan PTPN 4 dan Pelindo yang disumbang ke tim SBY," jelasnya.
Dengan demikian, Andi menilai George telah memakai asumsi seperti zaman orde baru, di mana BUMN merupakah sapi perahan partai politik. Padahal saat ini, hal tersebut sudah jauh berubah. Sudah ada audit internal yang ketat di BUMN.
"Ini di luar kebiasaan GJA, yang biasanya akurat dan menjunjung tinggi prinsip investigatif," tutupnya.
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7675 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 3/1/2010, 19:20
Presiden: Buku Membongkar Gurita Cikeas Fitnah
Marsilam Simanjuntak
Liputan6.com, Jakarta: Buku Membongkar Gurita Cikeas karangan George Aditjondro akhirnya ditanggapi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Lewat Juru Bicara Kepresidenan, Julian Pasha, SBY menyatakan prihatin dengan data-data yang disajikan dalam buku itu karena banyak berisi ketidakbenaran dan fitnah. Meski begitu hingga kini belum ada intruksi menarik buku itu dari peredaran. "Disebutkan dengan fakta-fakta yang tidak akurat dan tidak mengandung kebenaran," urai Julian Pasha.
Dalam buku Membongkar Gurita Cikeas menuliskan gurita bisnis empat yayasan SBY yang selama ini menjadi mesin uang dan penarik suara bagi SBY dan Partai Demokrat di antaranya Yayasan Puri Cikeas, Yayasan Majelis Dzikir Nurussalam SBY, Yayasan Kepedulian Kesetiakawanan Sosial, Yayasan Mutumanikam Nusantara.
Presiden SBY juga membantah menunjuk mantan Kepala Unit Kerja Program dan Reformasi, Marsilam Simanjuntak, sebagai utusan Presiden dalam rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang memutuskan pencairan dana talangan Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun. "Konteks dalam kasus Bank Century saat pengambilan keputusan itu tidak mewakili Presiden," tambah Julian. (YNI/AYB)
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7675 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 3/1/2010, 19:21
JK Enggan Komentari Buku Membongkar Gurita Cikeas
Ari Saputra - detikNews
Jakarta - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) belum mau memberi komentar terhadap buku 'Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century' yang menyudutkan keluarga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Oh soal buku itu nanti ya. Saya belum baca," kata JK usai penerimaan bantuan Bursa Efek Indonesia (BEI) Rp 1,5 miliar untuk bencana Padang, di BEI, Jalan Sudirman, Jakarta, Minggu (27/12/2009).
'Membongkar Gurita Cikeas' akan dilaunching di Doekoen Cafe, Jakarta, Rabu (30/12/2009) mendatang. Sebelumnya buku telah dilaunching di Yogyakarta pada Rabu (23/12/2009) lalu. Dalam salah satu bab, Aditjondro menyebutkan keterlibatan SBY dan keluarganya dalam kasus Century.
Presiden SBY prihatin dengan terbitnya buku yang isinya menyudutkan keluarganya itu. Juru bicara Presiden SBY Julian Aldrin Pasha mengatakan ada fakta yang tidak akurat. Saat ini, pihak SBY sedang mempelajari isi buku tersebut. Belum ada rencana gugatan maupun melarang penjualan buku.
Century
Sementara mengenai pemanggilan Pansus Angket Century, JK menyatakan siap membeberkan apa adanya sesuai keadaan waktu itu.
"Ya nantilah, saya ungkapkan. Kan pada waktu itu saya melaksanakan tugas-tugas kepresidenan. Tanggung jawab saya apa, ya saya suruh tangkap itu Robert Tantular," kata JK.
Mengenai Marsillam Simanjuntak yang hadir dalam rapat KSSK? "Ya nantilah. Nantilah," jawab JK. (iy/amd)
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7675 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 3/1/2010, 19:22
Kontroversi 'Gurita Cikeas'
George: Buku Harus Dilawan dengan Buku
Rachmadin Ismail - detikNews
Jakarta - Penulis buku 'Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century' George Aditjondro meminta pada siapa pun yang tidak terima dengan bukunya agar memberikan jawaban dengan cara ilmiah. Tulisan investigatif di dalam buku, harus dibantah pula dengan buku tandingan.
"Saya mengusulkan karena SBY kan doktor, lalu punya tim sukses lagi. Saya juga doktor. Kalau buku dilawanlah dengan buku," kata George, saat berbincang lewat telepon, Sabtu (26/12/2009) malam.
George menilai, segala sesuatu yang dituis dalam bukunya berasal dari sumber yang valid dan bisa dipercaya. Ia juga didukung dengan data-data yang kebenarannya tidak perlu diragukan. Bahkan, proses pengumpulan data sudah ia lakukan sejak tahun 2003. "Semenjak SBY menjabat sebagai Menkopolkam," imbuhnya.
Untuk itu, segala respons negatif atau keprihatinan dari kubu SBY harus disikapi dengan cara ilmiah. Sebab, pria yang lahir di Pekalongan ini menganggap, banyak keganjilan dalam proses pemenangan SBY sebagai presiden. Terlebih hanya satu putaran.
"Inti dari buku saya adalah kemenangan SBY dalam satu putaran itu ditopang oleh hal-hal yang berbau pelanggaran hukum. Kalau itu tidak betul, bikin buku yang secara ilmiah menyatakan itu adalah kemenangan murni," jelasnya.
Sebelumnya, George juga pernah menulis tentang korupsi di kepresidenan. Pada tahun 2006, pria yang pernah dicekal oleh rezim Soeharto ini menulis buku yang berjudul 'Reproduksi Oligarki Berkaki Tiga: Istana, Tangsi dan Partai Penguasa'. Ia juga pernah menulis buku berjudul 'Guru Kencing Berdiri Murid Kencing Berlari'. Buku itu mengkritik habis perilaku koruptif di era Soeharto dan Habibie.
"Jadi ini buku ketiga saya tentang korupsi kepresidenan. Tadinya mau Oligarki Cikeas, tapi isitilah Gurita lebih terkenal karena sering dipakai dalam gurita bisnis dan gurita korupsi," pungkasnya (mad/mad)
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7675 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 3/1/2010, 19:24
Kontroversi 'Gurita Cikeas' :
Buku Hilang dari Peredaran, George Tak Khawatir
Rachmadin Ismail - detikNews
Jakarta - Buku 'Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century' kini telah hilang dari peredaran, meski pemerintah tidak membuat larangan. Sebagai penulis, George Aditjondro mengaku tidak khawatir dan akan tetap memasarkan bukunya lewat jalur lain.
"Saya tahunya yang di Gramedia ditarik. Tapi saya rasa penjualannya masih ada," kata George saat berbincang lewat telepon, Sabtu (26/12/2009) malam.
Menurut George, ada pembeli yang langsung menghubungi pihak distributor. Ada juga sejumlah toko buku yang menjualnya di titik-titik tertentu.
"Pokoknya selama belum ada surat dari Kejaksaan Agung kalau buku saya dilarang. Maka distributor akan tetap melayani pemesanan," jelasnya.
Jika bukunya nanti dilarang beredar, George menilai justru akan semakin menciderai proses demokrasi di Indonesia. Buku tersebut akan menjadi buku keenam yang dilarang peredarannya oleh pemerintahan SBY.
"Apa kita masih mau mengatakan ini negeri demokrasi?," tanya pria yang pernah dicekal saat era Soeharto ini.
Tidak gentar dengan reaksi negatif dari kubu SBY, George bahkan berencana menggelar bedah buku untuk mengupas semua hal yang ditulisnya. Kegiatan tersebut akan digelar pada tanggal 30 Desember mendatang di Dukun Cafe, Jakarta. "Saya akan beberkan semuanya nanti," tutup pria berjanggut ini. (mad/mad)
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7675 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 3/1/2010, 19:25
Kontroversi 'Gurita Cikeas' :
George: Yayasan Terkait SBY Perlu Diaudit Independen
Rachmadin Ismail - detikNews
Jakarta - Kontroversi seputar buku 'Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century' tidak terlepas dari catatan penulisnya George Aditjondro yang mengkritisi yayasan- yayasan di sekitar SBY. Ada dugaan aliran dana yang tidak jelas mengalir ke yayasan tersebut sehingga perlu dilakukan audit independen.
"Maksud saya soal yayasan itu adalah semua yayasan yang berafiliasi ke SBY dan Ani Yudhoyono harus diaudit independen, karena ada kemungkinan dana BUMN mengalir ke situ," kata George saat dihubungi lewat telepon, Sabtu (26/12/2009).
Dugaan George bukannya tak berdasar. Dalam struktur kepengurusan beberapa yayasan, terdapat sejumlah nama yang pernah dan masih aktif di lingkungan BUMN. Selain itu, sokongan dana dari pengusaha hitam juga sempat dikabarkan masuk ke salah satu yayasan.
"Itu semua pengurusnya terpampang jelas di situs-situs yayasan. Bahkan sudah sempat termuat di media, ada yayasan yang mendapat US$ 1 juta dari Joko Tjandra," urainya.
Dengan melakukan audit pada yayasan seperti Yayasan Puri Cikeas, Yayasan Mutu Manikam Nusantara, Majelis Dzikir SBY, dan Yayasan Kepedulian dan Kesetiakawanan, maka publik bisa tahu berapa besar dana yang masuk serta darimana sumbernya. Termasuk juga adanya dugaan dana dari LKBN Antara yang masuk ke tim kampanye SBY.
"Jangan kita berdebat soal berapa jumlahnya. Tapi ada tidak aliran dana itu? Dibantah enggak? Karena saya juga punya sumber yang valid dari orang dalam Antara," jelasnya.
George mengklaim, masih banyak data yang belum ia ungkap di dalam buku terkait sumber dana kampanye SBY. Ia juga menyayangkan pihak KPU dan Bawaslu yang tidak meneliti secara mendalam tentang tim kampanye dan dana kampanye yang digunakan SBY. "Ini dianggap sebagai partai besar. Jadi mereka tidak hiraukan," tutupnya.
Terkait persoalan yayasan, juru bicara Presiden SBY Julian Aldrin Pasha mengatakan ada fakta yang tidak akurat. Saat ini, pihak SBY sedang mempelajari isi buku tersebut. Belum ada rencana gugatan maupun melarang penjualan buku.
Sementara, dana yang dikabarkan mengalir dari LKBN Antara ke tim kampanye SBY di Bravo Media Centre, telah dibantah oleh mantan tim sukses SBY Andi Arief. Andi menegaskan, tidak ada aliran dana sebesar itu dan data yang digunakan George cenderung fitnah. (mad/mad)
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7675 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 3/1/2010, 19:27
MEMBONGKAR GURITA CIKEAS
George Junus Aditjondro Jelaskan Mengapa Kubu SBY Kebakaran Jenggot
Laporan: Teguh Santosa
GURITA CIKEAS/IST
Jakarta, RMOL. Hampir tidak ada hal yang “baru” di dalam buku Membongkar Gurita Cikeas karya investigator korupsi George Junus Aditjondro.
Barangkali, yang dapat disebut sebagai sesuatu yang baru adalah cara George Junus Aditjondro mengumpulkan semua informasi, menganalisa korelasinya dengan pemerintahan SBY, lalu mengritik perkembangan yang menurutnya semakin tidak sehat.
Kepada Rakyat Merdeka Online, George Junus Aditjondro mengatakan itulah tampaknya yang membuat kubu SBY kebakaran jenggot. Buku itu diluncurkan di Jogjakarta tanggal 23 Desember lalu. Hanya beberapa hari berada di toko-toko buku Gramedia di Jakarta, buku tersebut kemudian ditarik dari peredaran.
“Belum ada larangan secara resmi. Ini sepertinya usaha menjilat dari orang-orang Kejaksaan yang datang ke toko buku, dan memberikan tekanan psikologis. Juga ada telepon gelap ke Gramedia. Gara-gara itu serentak seluruh Gramedia menghentikan penjualan buku itu. Masuk gudang aja lagi,” kata George beberapa saat lalu (Minggu, 27/12).
“Ini bukan soal fakta baru. Saya menganalisa berita tentang kampanye siluman dan menggunakan logika bahwa tidak mungkin Partai Demokrat bisa menang dari tujuh persen (Pemilu 2004) menjadi 21 persen (Pemilu 2009) kalau hanya didasarkan pada karisma SBY. Berita tentang itu semua tersebar di media. Hanya sebagian kecil yang tidak. Termasuk pembelian suara, atau money politics, yang dilakukan oleh banyak kader Partai Demokrat. Mulai dari anak SBY, Ibas (Edhie Baskoro) Yudhoyono sampai di Sumatera Utara, John Alen Marbun. Itu semua pelanggaran,” demikian George Junus Aditjondro. [guh]
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7675 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 3/1/2010, 19:28
MEMBONGKAR GURITA CIKEAS :
Demokrat Sesali Buku George Junus Aditjondro
Laporan: Yayan Sopyani al-Hadi
Jakarta, RMOL. Partai Demokrat menyayangkan terbitnya buku Membongkar Gurita Cikeas, di Balik Kasus Bank Century karya George Junus Aditjondro yang diluncurkan di Yogyakarta tanggal 23 Desember lalu.
“Walaupun saya belum baca, tapi saya dapat menyimpulkan dari berbagai informasi teman-teman. Soal dana kampanye SBY yang dikaitkan dengan beberapa yayasan dan orang BUMN itu tidak benar. Dan perlu diketahui, yayasan yang didirikan oleh simpatisan Pak SBY itu, SBY tidak masuk dalam strukturnya. Tentu, ketika yayasan menerima dana dari seseorang, kan tidak salah. Atau orang BUMN, atas nama pribadi, bukan dana negara, bersimpati pada SBY lalu menyumbang, apa salah? Kan tidak. Jadi buku ini perlu diteliti agar tidak jatuh pada rumor dan fitnah,” kata Ketua DPP Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana, kepada Rakyat Merdeka Online, beberapa saat lalu (Minggu, 27/12).
Sutan khawatir ada agenda politisasi dengan terbitnya buku tersebut. Apalagi, kata Sutan, buku tersebut berawal dari kasus Century.
“Kita menyayangkan terbitnya buku tersebut. Itu sama artinya dengan menebar rumor dan opini ketika Pansus Century sedang bekerja. Ini kan nanti jadi buyar dan terjadi politisasi. Itu yang kita takutkan,” kata Sutan. [yan]
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7675 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 3/1/2010, 19:30
MEMBONGKAR GURITA CIKEAS :
GJA Pertanyakan Kedekatan Ani Yudhoyono dengan Ratu Suap Ayin
Laporan: Teguh Santosa
Jakarta, RMOL. Salah satu hal yang dibicarakan George Junus Aditjondro di buku terakhir yang ditulisnya, Membongkar Gurita Cikeas, adalah peranan berbagai yayasan yang melibatkan keluarga Yudhoyono dan teman-teman dekatnya.
Salah satu yayasan yang disorot George Junus Aditjondro adalah Yayasan Mutu Manikam Nusantara yang dibina istri SBY, Ani Yudhoyono. Sang Ratu Suap Arthalita Suryani alias Ayin adalah bendahara yayasan yang dipimpin oleh salah seorang istri menteri. Yayasan ini adalah satu dari enam yayasan utama yang menjadi semacam pondasi Partai Demokrat dan SBY dalam Pemilu 2009 dan Pilpres 2009.
"Hal lain yang menarik adalah yayasan yang bernaung atau dimotori Ibu Ani Yudhoyono, Yayasan Mutu Manikam Nusantara. Bendahara yayasan ini adalah Ayin. Jadi saya bertanya, mengapa hanya Ayin dan Jaksa Urip saja yang ditahan. Tapi tidak disebutkan dana siapa yang mereka gunakan, padahal itu adalah dana obligor kakap BLBI yang terus menerus mengemplang, Syamsul Nursalim," ujar George Junus Aditjondro kepada Rakyat Merdeka Online, Minggu pagi (27/12).
Di dalam buku itu George Junus Aditjondro juga memuat foto yang memperlihatkan SBY dan Ani Yudhoyono hadir dalam pernikahan salah seorang anak Ayin. Foto ini sebenarnya sudah beredar luas di masyarakat beberapa waktu lalu. Dan kedekatan ini, sebut GJA, menjelaskan mengapa sampai sekarang Syamsul Nursalim masih bisa lolos. [guh]
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7675 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 3/1/2010, 19:32
Aditjondro : Data Dan Riset AKurat
27/12/2009 16:48 Liputan6.com, Jakarta: Penulis buku "Membongkar Gurita Cikeas, Di Balik Skandal Bank Century", George Junus Aditjondro, membantah pernyataan presiden, yang disampaikan melalui juru bicaranya, Julian Aldrin Pasha. Sebagaiman disebutkan Julian, Presiden SBY prihatin dengan data-data yang disajikan dalam buku itu, karena banyak berisi ketidakbenaran dan fitnah. [baca: Presiden: Buku Membongkar Gurita Cikeas Fitnah]
Bantahan itu disampaikan Aditjondro, dalam konperensi pers di kantor PT Galangpress, penerbit buku "Membongkar Gurita Cikeas, Di Balik Skandal Bank Century", di kawasan Kejayan Yogyakarta, Ahad (27/12) siang. Menurut Aditjondro, pihaknya melakukan riset dan mengumpulkan data untuk menulis buku tersebut agar akurat.
"Tidak benar data dan riset untuk menulis buku itu tidak akurat. Anggota tim peneliti didukung oleh berbagai data dan riset yang bisa dipertanggungjawabkan," tegas mantan wartawan ini. Tahun 2006, Aditjondro juga menulis buku tentang korupsi di lembaga kepresidenan, berjudul, "Korupsi Kepresidenan Reproduksi Oligarki Berkaki Tiga: Istana, Tangsi, dan Partai Penguasa". Hingga kini, lanjutnya, tidak ada pelarangan buku yang juga menyinggung soal dugaan korupsi di lembaga kepresidenan.
Kini, buku baru Aditjondro setebal 183 halaman itu mulai menuai kontroversi. "Gurita Cikeas" sudah diluncurkan pertama kali di kantor PT Galangpress, Yogyakarta, Rabu (23/12) lalu. Rencananya buku yang sama akan diluncurkan ulang secara resmi di Jakarta, Rabu (30/12) mendatang.
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7675 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 3/1/2010, 19:34
Membongkar Gurita Cikeas Bukan Omong Kosong
Aryanta/ Era Baru News
Sampul Buku 'Membongkar Gurita Cikeas.
Jakarta – Buku ‘Membongkar Gurita Cikeas’ milik George Aditjondro diduga bukan hanya omong kosong belaka. Wakil Ketua KPK Bibit Samad Rianto memberikan sebuah fakta terkait kasus tersebut.
Dalam buku itu, disebutkan ada aliran dana dari buronan BLBI Joko S Tjandra ke Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian yang terhubung dengan Presiden SBY.
"Memang ada, itu sudah pernah saya sampaikan dalam berita acara pemeriksaan pada kepolisian saat dituduh melakukan penyalahgunaan wewenang terhadap Joko S Tjandra.," tutur Bibit usai mendatangi markas Slank di Gang Potlot, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Senin (28/12).
Bibit menambahkan, temuan itu tidak ditindaklanjuti karena hubungannya individu dengan individu, tidak berkaitan dalam perkara korupsi yang dilakukan pejabat negara.
Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian dipegang Djoko Suyanto yang menjabat sebagai Dewan Pembina, dan sekarang menjabat sebagai Menko Polhukam. Djoko juga menjabat sebagai Wakil Ketua Tim Sukses pasangan SBY-Boediono.
George, di dalam bukunya menjelaskan ada aliran dana tidak jelas di beberapa yayasan yang terafiliasi dengan SBY dan Ani Yudhoyono. Untuk itu perlu dilakukan audit independen terhadap yayasan-yayasan tersebut.
Sementara itu, Politisi PPP Lukman Hakiem menilai Keluarga Cikeas dan pihak-pihak yang dituding tidak perlu berlebihan menanggapi buku tersebut jika mereka merasa tidak bersalah.
“Tidak perlu reaktif menyikapi buku Membongkar Gurita Cikeas karya akademisi George Junus Aditjondro. Jika memang data di buku itu salah, Cikeas tenang-tenang saja,” ujar Lukman kepada wartawan di Jakarta, Senin (28/12).
Lukman pun menyarankan agar Cikeas cs tidak seperti Infotainment. Menurut Lukman, ‘Kerja Otak’ Aditjondro sebaiknya jangan dibantah dengan langkah hukum, melainkan dengan ‘Kerja Otak’ juga. (ary/waa)
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7675 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 3/1/2010, 19:36
'Gurita Cikeas' Menggurita di Facebook
Ardhi Suryadhi - detikinet
Grup 'Membongkar Gurita Cikeas'
Jakarta - Buku 'Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century' turut menyita perhatian pengguna Facebook Tanah Air. Kini, sejumlah grup terkait karya George Aditjondro itu pun langsung menggurita di situs jejaring sosial tersebut.
Dari pemantauan detikINET, Senin (28/12/2009) pagi, ada sekitar lima grup yang telah dibuat untuk membahas buku fenomenal tersebut.
Nama grup yang digunakan antara lain 'Bagi Cerita & Diskusi: Buku Gurita Cikeas, karya Georges J. Aditjondro', '1.000.000 PENDUKUNG GEORGE ADITJONRO MENGUNGKAP BISNIS GURITA CIKEAS', 'TOLAK PENARIKAN BUKU "MEMBONGKAR GURITA CIKEAS', dan 'ADA APA DIBALIK BUKU MEMBONGKAR GURITA CIKEAS'.
Dari nama yang tertera, hampir seluruh grup tersebut tentu menyatakan dukungannya terhadap buku yang banyak juga menuai kritik dari berbagai kalangan itu.
"demi KEBENARAN, saya mendukung penuh!! bongkar aja se-detail2nya!! Hidup Indonesia Bersih!!" tegas Oktavianus, salah satu pendukung grup tersebut.
"Bongkar bongkar dan bongkar itu jawaban yg harus 'rakyat' terima!!!" tukas pendukung lainnya.
Dari sederet grup yang ada memang tak semuanya ramai dukungan. Grup yang paling ramai di antaranya adalah '1.000.000 PENDUKUNG GEORGE ADITJONRO MENGUNGKAP BISNIS GURITA CIKEAS' yang dalam waktu singkat sudah memiliki lebih dari 1.300 anggota.
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7675 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 3/1/2010, 19:39
Heboh “Gurita Cikeas” Mengundang Reaksi
Andi Arief: Data Buku Tak Akurat dan Fitnah
MedanBisnis – Jakarta
Heboh mengenai kontroversi buku Membongkar Gurita Cikeas yang ditulis George Junus Aditjondro telah mengundang reaksi dan tanggapan dari berbagai kalangan. Rencananya, buku yang dicetak oleh percetakan Galangpress sebanyak 4.000 buku itu, di-launching pada hari Rabu (30/12) mendatang.
Mantan Ketua PP Muhammadiyah Syafii Maarif mengatakan, terbitnya buku tersebut semestinya tidak dipermasalahkan. Pengungkapan fakta dalam buku itu harus dihargai.
“Pengungkapan itu harus dihargai. Tapi kita tidak boleh memfitnah,” katanya, Minggu (27/12). Syafii mengaku tidak tahu terkait fakta-fakta yang disebutkan George, seperti keterlibatan Presiden SBY dan keluarganya dalam kasus Century. “Makanya saya tidak memasukkan materinya dulu,” tuturnya.
Menurut Syafii, Membongkar Gurita Cikeas tidak perlu dipermasalahkan sebab, buku seperti itu bukanlah perkara baru.
Sebelumnya, Mei 2006, George juga pernah mengeluarkan buku mengenai korupsi di lembaga kepresidenan berjudul Korupsi Kepresidenan Reproduksi Oligarki Berkaki Tiga: Istana, Tangsi, dan Partai Penguasa.
Secara terpisah Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) belum mau memberi komentar terhadap buku Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century. “Oh soal buku itu nanti ya. Saya belum baca,” kata JK usai penerimaan bantuan Bursa Efek Indonesia (BEI) Rp 1,5 miliar untuk bencana Padang, di BEI, Jalan Sudirman, Jakarta, Minggu (27/12).
Berbeda dengan komentar Syafii Maarif, mantan anggota tim sukses SBY Andi Arief menilai data dalam buku tersebut tidak akurat dan cenderung fitnah.
“Secara metodologis GJA (George Junus Aditjondro, penulis buku) mengambil beberapa data sekunder yang belum diverifikasi serta mengandung rumor dan fitnah,” kata Andi lewat rilisnya, Sabtu (26/12).
Andi mencontohkan, pada halaman 30 dan 31 dalam buku tersebut ada kesalahan terkait data Public Service Obligation (PSO) dan BUMN. Di dalamnya tertulis, PSO Pelni, LKBN Antara, PT Kereta Api, dan PT Pos yang disetujui DPR RI akhir 2008 adalah Rp 1,7 triliun. Padahal menurut Andi, jumlahnya jauh lebih kecil dari itu.
“Ini contoh data yang keliru, 4 BUMN mendapat PSO jauh di bawah itu,” tegasnya.
Pria yang kini menjabat sebagai staf khusus presiden ini juga membantah adanya aliran dana dari LKBN Antara sebesar Rp 40,6 miliar ke Bravo Media Centre, tim kampanye SBY. Menurut dia, PSO untuk LKBN Antara tidak sebesar itu.
“Data disertai tuduhan tidak berdasar lainnya adalah dana PSO PT Pos, PT KA, BUMN PTPN 7 dan PTPN 4 dan Pelindo yang disumbang ke tim SBY,” jelasnya.
Dengan demikian, Andi menilai George telah memakai asumsi seperti zaman orde baru, di mana BUMN merupakan sapi perahan partai politik. Padahal saat ini, hal tersebut sudah jauh berubah. Sudah ada audit internal yang ketat di BUMN.
“Ini di luar kebiasaan GJA, yang biasanya akurat dan menjunjung tinggi prinsip investigatif,” tutupnya.
Sebelumnya, Presiden SBY menyatakan prihatin dengan terbitnya buku Membongkar Gurita Cikeas di Bank Century. Meski demikian, pemerintah tidak berniat untuk menariknya dari peredaran. “Tidak ada sama sekali (rencana itu),” kata Jubir Kepresidenan Julian Aldrin Pasha di kediaman pribadi Presiden SBY di Puri Cikeas, Bogor, Sabtu (26/12).
Menurut Julian, SBY amat prihatin karena di buku itu dimuat sejumlah yayasan yang terkait dengan Cikeas. Misalnya saja disebutkan Yayasan Puri Cikeas, Yayasan Mutu Manikam Nusantara, Majelis Dzikir SBY, dan Yayasan Kepedulian dan Kesetiakawanan yang faktanya tidak akurat. Julian menambahkan SBY sedang mempelajari buku karangan George Junus Aditjondro itu. Sejauh ini tidak ada rencana untuk menemui sang pengarang. (mad/dcn)
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7675 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 3/1/2010, 19:42
Buku Gurita Cikeas Gunakan Data Sekunder
indosiar.com, Jakarta - Kalau anda penulis buku, tentu paham adagium ini, bahwa semakin kontroversial isinya akan semakin laku di pasaran.
George Yunus aditjondro, tentu sangat paham adagium itu, saat membuat buku “Membongkar Gurita Cikeas, Dibalik Skandal Bank Century”, yang beberapa hari lalu ia luncurkan di Yogyakarta.
Dan terbukti, buku yang isinya banyak bercerita tentang lalu lintas dana kampanye Partai Demokrat dan pilpres pasangan calon Presiden SBY - Boediono ini, langsung laku keras di pasar, dan kini sudah sangat sulit ditemui di toko-toko buku.
Sejak buku itu diluncurkan dan ramai diperbincangkan, toko-toko buku setiap hari ramai dikunjungi mereka yang ingin membeli. Tapi para calon pembeli, jadi kecewa karena buku yang mereka cari tak ada di rak-rak pajangan.
Kabar yang beredar, buku ini dijual secara tertutup di luar toko, dengan harga yang sudah naik dua hingga tiga kali lipat dari harga semula 36 ribu. Itupun tak mudah mendapatkan.
Buku George Aditjondro ini memang kontroversial, dan menuai beragam tanggapan, terutama karena menulis tentang sumber dana kampanye Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 2009 lalu.
Empat yayasan disebut sebagai sumber pencari dana dan mesin penggalang dukungan bagi SBY, yakni Yayasan Puri Cikeas, Yayasan Kepedulian dan Kesetiakawanan, Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam, dan Yayasan Mutumanikam Nusantara.
Isi buku ini langsung menuai tanggapan beragam dari sejumlah tokoh. Dari bernada menghujat dan berharap peredarannya ditarik, hingga mereka yang mencoba bersikap obyektif, melihatnya sebagai karya intelektual, dan hendaknya dihadapi secara intelektual pula.
George Aditjondro sendiri tak kaget buku banyak diminati, dan yakin, apa yang ia ungkapkan di bukunya tersebut berdasarkan fakta, dan siap ia pertanggungjawabkan kebenarannya. Begitupun pihak Galang Press, penerbit buku ini.
Bagaimana respon Presiden SBY terhadap buku ini? Sampai kemarin, secara khusus sang presiden belum memberi respon apa-apa. Hanya saja, ketika berbicara dalam perayaan natal bersama umat Kristiani di Jakarta, presiden menyatakan keprihatinannya, atas banyaknya fitnah, berita bohong, yang akhir-akhir ini banyak beredar dan cenderung menyesatkan masyarakat.
Menurut Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, Presiden SBY pada dasarnya mengikuti perkembangan yang terjadi di masyarakat, termasuk hadirnya buku George Yunus Aditjondro ini. Dan presiden kemungkinan baru akan merespon, setelah buku ini resmi diluncurkan, yang menurut kabar akan dilakukan sang penulis, 30 Desember besok.
Tak hanya pihak istana. Idrus Marham, Ketua Pansus Century DPR-pun mengaku mengikuti perkembangan buku ini, walau tak berarti akan menjadikan data-data dalam buku tersebut sebagai rujukan kerja mereka mengungkap skandal Bank Century.
George Yunus Aditjondro sendiri, di Yogyakarta, Senin (28//12) kemarin mengatakan akan merevisi lagi bukunya ini, sebelum resmi ia luncurkan.
Revisi dimaksudkan untuk memperkuat isi buku sebelumnya, termasuk soal aliran dana kampanye SBY yang sudah ia sebut pada edisi pralaunching 23 Desember lalu, dan kini ramai diperbincangkan masyarakat.
Di dunia penerbitan buku, nama George Yunus Aditjondro, bukan nama asing, bahkan cukup terkenal, karena hampir seluruh buku dan tulisannya, cenderung berani dan mengungkap data yang kontroversial bagi masyarakat.
Pria kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah, 63 tahun lalu ini, sejak dulu memang dikenal sebagai sosok kontroversial. Di tahun 90-an, saat ia menjadi pengajar di Universitas Kristen Satya Wacana, ia menjadi salah satu pengkritik tajam pemerintahan Soeharto, yang akhirnya membuatnya dicekal, dan ia memilih pindah dan mengajar di Australia.
Di negeri kangguru itu, ia banyak menulis buku, kebanyakan bertema politik, dan hampir selalu menyulut kontroversial.
Lama menghilang, kini ia kembali ke tanah air, dan kembali membuat heboh dengan bukunya “Membongkar Gurita Cikeas, Dibalik Skandal Bank Century. George Yunus Aditjondro, sosok yang tak pernah sepi dari kontroversial. (Tim Liputan/Ijs)
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7675 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 3/1/2010, 19:44
Terbelit Gurita Cikeas
Tepat sekali judul yang dipakai serta ilustrasi yang dipergunakan. Tangan gurita berjalan ke mana-mana dan bisa membelit apa saja. Buku “Membongkar Gurita Cikeas” telah membelit ke mana-mana, mulai dari Presiden dan keluarganya sampai penulis buku itu sendiri, George Junus Aditjondro.
Presiden terpaksa memberikan komentar baik secara langsung maupun melalui juru bicara, karena buku itu memfokuskan apa yang terjadi pada dirinya dan juga keluarga besarnya. Sang penulis sendiri terpaksa pindah dari satu tempat ke tempat lain, karena diminta banyak pihak untuk menjelaskan maksud dari buku yang ditulisnya itu.
Kita dibuat semakin penasaran untuk membacanya karena ada ketakutan dari toko-toko buku untuk menjual buku itu. Buku “Gurita Cikeas” tiba-tiba saja menjadi barang yang sulit dicari. Apalagi ada kesan bahwa Presiden tidak berkenan dan aparat penegak hukum mengindikasikan untuk melarang peredaran buku tersebut.
Kalau kita ikuti isi dari buku tersebut, maka isinya hanya merupakan kompilasi dari berita-berita yang pernah dimuat di berbagai media massa baik cetak maupun website. George Aditjondro pandai untuk menyusun mozaik-mozaik untuk menjadi sebuah gambar yang utuh. Hanya saja karena mozaik-mozaik tidak berasal dari informasi yang cukup kuat, maka bukan sebuah buku yang sarat dengan data yang meyakinkan yang kita dapatkan. Begitu banyak pertanyaan yang masih dimiliki penulis buku itu sendiri. George Aditjondro tampaknya lebih ingin menyampaikan pesan bahwa kondisi yang dihadapi Presiden harus bisa dikelola dengan baik. Sebab, kalau tidak itu bisa berpotensi terhadap salah guna kekuasaan seperti di zaman Orde Baru dulu.
Buku setebal 183 halaman di mana sebagian merupakan lampiran-lampiran itu bisa saja dikatakan isinya tidak sepenuhnya benar. Beberapa pihak yang disebut-sebut dalam buku itu sudah menyangkalnya. Namun sebaliknya tidak juga dikatakan sepenuhnya salah karena ada juga kebenarannya. Seperti diakui anggota Komisi Pemberantasan Korupsi Bibit Samad Rianto misalnya bahwa ada aliran dana dari terpidana buron Joko Tjandra kepada tim sukses SBY-Boediono di Pemilu 2009 lalu.
George Aditjondro sah untuk mengingatkan kita semua agar jangan sampai kita terjerembab ke dalam salah kekuasaan yang sama. Masih kuat dalam ingatan kita bagaimana yayasan-yayasan yang dibentuk pada zaman Orde Baru lalu dan kemudian menjadi sarang praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Atas kenyataan itu maka sejak reformasi kita mencoba untuk menata kembali aturan khususnya yang berkaitan dengan pembentukan yayasan. Kita bersepakat bahwa yayasan bukan lagi lembaga yang tidak terbuka. Bahkan yayasan bukanlah lembaga yang bebas dari pajak. Kita masih ingat bagaimana yayasan-yayasan yang sebenarnya dikelola secara profesional dan bukan tempat praktik KKN terpaksa untuk menyesuaikan diri dengan undang-undang mengenai yayasan yang baru. Akan tetapi itulah memang penyakit dari bangsa ini. Kita cenderung cepat lupa dan kemudian mengulangi praktik-praktik yang kita kecam di masa Orde Baru dulu. Yayasan-yayasan baru tumbuh dan bermunculan kembali.
Apakah otomatis yayasan-yayasan itu melakukan tindakan yang sama dengan yayasan di masa Orde Baru dulu? Kita belum mengetahuinya. Hanya saja ketika yayasan-yayasan itu terlalu lekat dengan kekuasaan, maka potensi untuk terjadinya salah kekuasaan menjadi semakin besar. Mengapa bisa seperti itu? Karena kultur yang ada pada bangsa ini adalah kultur yang feodal. Kultur yang memberikan hak istimewa kepada yang namanya kekuasaan. Power is privilege. Bahkan pada abad ke-18, John Locke sudah mengingatkan kita bahwa kekuasaan itu cenderung korup. “Power tends to corrupt, absolute power corrupts absolutely”
Dalam buku biografi Soeharto yang ditulis Retnowati Abdulgani-Knapp ada kutipan mengenai penilaian Lee Kuan Yew terhadap Soeharto. Menurut mantan pemimpin Singapura itu, Soeharto tidak merasa bersalah untuk memberikan kesempatan bisnis kepada anak-anaknya karena ia bukan hanya Presiden dari sebuah negara besar, tetapi merasa dirinya seorang raja. Dalam kultur kerajaan memberi keistimewaan kepada anak-anak bukanlah sebuah kesalahan.
George Aditjondro dalam bukunya mencoba menggambarkan hubungan Presiden dengan putra bungsunya Edhi Baskoro Yudhoyono ketika sang anak baru menyelesaikan sekolahnya di Curtin University, Australia. Meski Presiden meminta anaknya untuk bersabar dalam membangun masa depannya, ada pihak-pihak yang mencoba mencari hati kepada Presiden.
Mereka itu kemudian membangunkan bisnis untuk sang anak di kawasan Cikarang. Sekali lagi, sejauh mana kebenaran dari buku yang dituliskannya itu, George Aditjondro tentunya harus mempertanggungjawabkannya. Ia sudah menegaskan bahwa dirinya berani untuk dikonfrontir tentang hal-hal yang dinilai tidak benar. Sebagai seorang ilmuwan tentunya George Aditjondro harus berani untuk mengoreksinya ketika data yang disampaikannya tidak akurat atau mengandung kesalahan.
Tentunya sah juga apabila ada yang bertanya, mengapa buku ini sampai diterbitkan kalau isinya belum pasti . Semuanya tentu terpulang kepada cara kita untuk memaknainya. Buku bukanlah kitab suci yang pasti benarnya. Kita harus kritis untuk memilah mana yang bermanfaat dan mana yang tidak.
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7675 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 05:36
KPK Tak Bisa Usut Korupsi 'Gurita Cikeas'
Fidela Hasworini
INILAH.COM, Jakarta - Dugaan adanya aliran dana dari yayasan-yayasan SBY ke dana kampanye pilpresnya, dibenarkan Wakil Ketua KPK Bibit S Rianto. Namun, KPK tidak memiliki wewenang mengusutnya.
Menurut Bibit, dugaan penyelewengan dana yang diungkap dalam buku 'Membongkar Gurita Cikeas' itu berada dalam ranah yayasan swasta. Sedangkan KPK tidak memiliki wewenang untuk menangani kasus korupsi yang melibatkan yayasan swasta.
"Menurut data kami, dana itu memang ada. Tapi kan kami tidak bisa menyelidikinya karena itu urusan swasta, kan yayasan itu swasta, jadi bukan kewenangan kami," kata Bibit di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (29/12).
Sementara itu Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan, M Jasin menambahkan, potensi penyalahgunaan wewenang memang sangat besar jika terlibat di yayasan swasta. "Apabila terlibat, potensi penyalahgunaan wewenangnya sangat besar," ujarnya.
Dalam buku karangan George Junus Aditjondro itu tertulis, selain melalui lebih dari selusin tim kampanye, penggalangan dukungan politis dan ekonomis bagi SBY dimotori oleh yayasan-yayasan yang berafiliasi ke SBY dan ke Ny. Ani Yudhoyono. Selanjutnya, yayasan-yayasan yang berfungsi sebagai bagian dari strategi public relationship keluarga Yudhoyono, ternyata tidak luput dari usaha penggalangan dana bagi perusahaan-perusahaan lama dan baru, yang kemungkinan besar juga menyumbangkan sebagian keuntungannya untuk biaya kampanye Partai Demokrat dan calon presidennya. [mut]
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7675 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 05:36
Pihak yang Tersinggung Diminta Elegan Respons 'Gurita Cikeas'
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pihak-pihak yang merasa tersinggung terhadap isi buku Membongkar Gurita Cikeas, Di Balik Skandal Bank Century karya George Junus Adijtondro diminta merespons secara elegan. Mereka diminta tidak perlu menggunakan cara-cara yang mengintimidasi tapi dengan mengeluarkan buku putih.
Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia Sebastian Salang meminta pihak yang tidak senang agar tak mengancam atau menarik buku dari peredaran. Mereka dapat mengajukan gugatan untuk membuktikan kebenarannya.
"Menggugat boleh saja tapi jangan menarik buku dari peredaran atau mengancam," kata Sebastian, Selasa (29/12). Jika dalam buku tersebut ada unsur kebohongan, boleh saja digugat ke pengadilan. Hal itu juga akan mendidik masyarakat agar lebih cerdas.
Ia mengingatkan, semakin masyarakat tertekan dengan adanya ancaman-ancaman maka mereka justru akan semakin terdorong memberikan data-data kepada George Aditjondro.
Buku Membongkar Gurita Cikeas karya George Aditjondro menimbulkan kontroversi. Sejumlah pihak keberatan dan berencana menggugat buku tersebut. Salah satu yang berniat menggugat adalah Direktur LKBN Antara Mukhlis Yusuf karena keberatan dituding mengalihkan Public Service Obligation sebesar Rp 20,3 miliar kepada Bravo Media Center.
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7675 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 05:39
Membongkar Gurita Cikeas, Mengapa Heboh?
Buku Membongkar Gurita Cikeas, karya George Aditjondro, hilang dari peredaran di Indonesia. Radio Nederland bertanya kepada Danang Widiyoko, peneliti korupsi pada Indonesian Corruption Watch.
Apakah betul data yang dipakai George Aditjondro merupakan data umum yang bisa dibaca semua orang?
Ha..ha..ha iya! Itu data sekunder. Nggak ada yang luar biasa dari buku itu. Cuma ini terbit pada waktu yang tepat, saat Bank Century lagi dipersoalkan, saat dana kampanye presiden lagi diteliti banyak orang.
Century dipersoalkan karena dianggap bagian dari dana kampanye presiden yang tidak terungkap.
Tidak ditindaklanjuti
ICW dulu juga sudah pernah melaporkan Bank BTPN, yang notabene milik asing, menyumbang kepada SBY, tapi tidak pernah ditindaklanjuti. Kemudian sumbangan dari perusahaan, yang berada di gedung yang sama, di kantor yang sama, tapi kantornya bukan sebuah kantor yang wajar, yang normal.
Itu juga sudah dilaporkan tapi tidak ditindaklanjuti.
Atau data misalnya aliran dana dari Joko Tjandra, si buron koruptor itu, kepada Djoko Suyanto, ketua tim sukses SBY.
Itu sudah diungkap oleh Bibit Samad Riyanto, ketika KPK harus melepas Joko Tjandra. Komisi Pemberantasan Korupsi melepas cekal Joko Tjandra karena memang ada aliran dana kepada Djoko Suyanto, yang sekarang menjabat menkopolkam.
Sebenarnya pokok persoalan adalah dari mana sih duit SBY itu? itu menjadi keragu-raguan kita semua. Karena menurut laporan dana partai Demokrat dan dana tim sukses SBY itu luar biasa.
Jangan-jangan duit Century mengalir ke tim sukses SBY juga.
Radio Nederland Wereldomroep[RNW]: Apakah buku George berisi insinuasi, atau memang tanpa diinsinuasi data-data itu merujuk ke SBY?
Begini. Sebetulnya sejak awal banyak orang ragu atas laporan keuangan SBY. Nah George mengemas ulang bukti itu dan terbit pada saat yang tepat.
RNW: Saya ingin konfirmasi, ketika George Aditjondro menyusun buku ini, data yang digunakan terbanyak dari ICW dan dia sering kontak dengan anda?
Oiya dia beberapa kali tanya soal data ICW. Ya kita bagi saja. Data ICW kan ada situs internet.
Ini heboh saja. Data mentahnya sudah ada. Cuma kemasan dari George kan bagus sekali. Dia menulis sangat naratif, dengan bahasa yang sederhana.
Demikian Danang Widiyoko. Wawancara selengkapnya unduh di sini.