KONTROVERSI: BALIBO: Pembantaian Lima Wartawan Australia oleh TNI di TimTim
Pengirim
Message
Administrator Administrator
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7717 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: KONTROVERSI: BALIBO: Pembantaian Lima Wartawan Australia oleh TNI di TimTim 4/1/2010, 06:53
KONTROVERSI MISTERI HILANGNYA LIMA WARTAWAN AUSTRALIA DI TIM-TIM
Balibo five deliberately killed: soldier
A former Indonesian soldier says the group of Australian newsmen known as the Balibo Five were deliberately shot during the 1975 Indonesian invasion of East Timor.
Pengakuan Mantan Kopassus Disantap Media Australia
balibo five
Brisbane - Pengakuan mantan anggota Kopassus disantap media Australia. Gatot Purwanto mengaku menjadi saksi mata pertempuran di Balibo, Timor Timur (Timtim) tahun 1975. Gatot mengatakan bahwa pasukan TNI mengeksekusi kelima orang wartawan asing yang meliput peristiwa itu.
Harian "Sydney Morning Herald" (SMH) misalnya menurunkan berita berjudul "Balibo Five Executed, Soldier Admits" dengan mengutip pernyataan Gatot Purwanto dalam wawancaranya dengan Majalah Tempo.
Pengakuan Gatot ini juga mengisi buletin berita Stasiun TV "Chanel Seven" dan "Chanel Sembilan" Australia, Selasa (08/12) pagi.
Menurut SMH, mantan anggota Kopassus berpangkat kolonel ini menegaskan bahwa pasukan TNI sengaja membunuh Greg Shackleton, Tony Stewart, Brian Peters, Malcolm Rennie, dan Gary Cunningham yang kemudian dikenal dengan kasus "Balibo Five" 34 tahun lalu untuk menutupi bukti invasi Indonesia atas Timtim.
Pengakuan Gatot bahwa pasukan TNI sengaja mengeksekusi dan kemudian membakar jasad kelima pewarta dan juru kamera jaringan Stasiun TV "Chanel Seven" dan "Chanel Nine" Australia itu adalah yang pertama keluar dari mulut anggota TNI yang pernah bertugas di Timtim tahun 1975.
Keluarnya pengakuan Gatot yang disebut-sebut media Australia bertindak sebagai "komandan intelijen" di Timtim ketika itu bertepatan dengan maraknya perdebatan publik Indonesia di seputar Film "Balibo Five" dan keluarnya keputusan Lembaga Sensor Film (LSF) yang melarang peredaran film tersebut.
Bagi Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta, semua pihak harus menghormati keputusan LSF karena keputusan tersebut mencerminkan "suara rakyat" yang patut dihormati.
Berbeda dengan sikap TNI, maka Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia justru minta pelarangan film "Balibo Five" itu dicabut untuk memberikan informasi kepada publik mengenai peristiwa tersebut dari sudut pandang lain dari apa yang disampaikan Pemerintah RI selama ini.
Di Australia, memori publik negara itu tentang "Balibo Five" tidak hanya dibangun lewat suguhan film Balibo di Festival Film Internasional Melbourne dan Brisbane 2009, tetapi juga dibentuk oleh keputusan Pengadilan Glebe Coroners New South Wales (NSW) dan Polisi Federal Australia (AFP).
Pada 8 September 2009, AFP memutuskan untuk menyelidiki tuduhan kejahatan perang dalam kasus "Balibo Five" setelah adanya kesimpulan Pengadilan Glebe Coroners NSW pada 16 November 2007 bahwa personil TNI adalah pihak yang membunuh lima wartawan Australia tersebut.
Kesimpulan pengadilan koroner yang digelar untuk melihat kasus kematian Brian Peters itu diungkapkan wakil Pengadilan Koroner NSW, Dorelle Pinch.
Pinch mengatakan kepada pengadilan bahwa kelima wartawan tersebut tidak tewas dalam kontak tembak antara personil TNI dengan Fretilin tetapi dibunuh atas perintah Komandan Lapangan Kapten Yunus Yosfiah.
Bertolak belakang dengan vonis Pengadilan Glebe Coroners NSW bahwa perintah eksekusi datang dari Yunus Yosfiah, maka pengakuan Gatot Purwanto justru membersihkan Yunus Yosfiah.
Seperti dikutip SMH, Gatot Purwanto menegaskan, Jakarta tidak menyetujui pembunuhan tersebut dan Yunus Yosfiah "tidak bersalah".
Sejak insiden yang menewaskan Greg Shackleton, Tony Stewart, Brian Peters, Malcolm Rennie, dan Gary Cunningham itu 34 tahun lalu, purnawirawan perwira TNI yang pernah bertugas di Timtim ini terus terseret ke dalam pusaran masalah ini.
Tuduhan ini pun sudah berulang kali dibantah Yunus Yosfiah yang merupakan mantan Menteri Penerangan semasa pemerintahan Presiden BJ Habibie( 1998-99) itu. (ant/waa)
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7717 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: KONTROVERSI: BALIBO: Pembantaian Lima Wartawan Australia oleh TNI di TimTim 4/1/2010, 06:58
Film "Balibo" Dilarang Diputar di Indonesia
Film Balibo
JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia melarang pemutaran film Balibo yang mengangkat kasus tewasnya 5 wartawan Australia dalam sebuah serangan pasukan Tentara Nasional Indonesia di Timor Timur pada 1975. Lembaga Sensor Film tidak menyampaikan alasan pelarangan film yang telah ditinjau pada Selasa (1/12).
Direktur Program Jakarta International Film Festival (JiFFest) Lalu Roisamri menjelaskan rencananya untuk mengajukan banding terhadap keputusan sensor itu. Pihak Lembaga Sensor Film menolak berkomentar saat ditanya oleh Associated Press, Selasa, mengenai larangan penayangan film soal tewasnya 5 wartawan Australia di Kota Balibo selama berlangsung pertempuran sengit antara pasukan TNI dan gerilyawan Timor Timur.
Larangan ini diumumkan 2 jam sebelum Jakarta Foreign Correspondents’ Club (JFCC) menyelenggarakan penayangan secara terbatas film ini di sebuah teater di Jakarta. Menurut Presiden JFCC Jason Tedjasukmana, akhirnya klubnya memutuskan untuk tidak menayangkan film ini meskipun belum ada keputusan resmi dari Pemerintah Indonesia mengenai larangan tersebut.
Tedjasukmana menerangkan, JFCC bisa dianggap melanggar hukum apabila menayangkan film terlarang itu di sebuah lokasi umum. "Ini memang bukan keputusan mudah...tetapi kami menghormati hukum di Indonesia," ujar Tedjasukmana.
Bulan lalu, Juru Bicara Deplu Teuku Faizasyah menerangkan bahwa film ini, berdasarkan ulasan yang ada, dikhawatirkan akan membangkitkan luka lama hubungan Indonesia dan Australia. Namun, Teuku Faizasyah juga tidak setuju dengan anggapan bahwa film ini hanya merupakan fiksi.
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7717 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: KONTROVERSI: BALIBO: Pembantaian Lima Wartawan Australia oleh TNI di TimTim 4/1/2010, 07:03
TNI Setuju Film Balibo Dilarang Tayang
Potongan gambar cuplikan film Balibo Five (balibo.com.au)
JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyetujui langkah lembaga sensor film (LSF) melarang pemutaran film Balibo di Indonesia. TNI beralasan, kasus tewasnya lima wartawan asing di Timor Leste sudah berakhir di meja pengadilan.
"Kita berterima kasih kalau LSF melarang," kata Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Marsekal Muda TNI Sagom Tambun saat dihubungi okezone, Rabu (2/12/2009).
Dia sempat mendengar cerita kalau isi film karya sutradara Australia Robert Connolly itu berisikan pembunuhan wartawan asing oleh prajurit TNI. "Konon isinya seperti itu. Kalau itu cerita filmnya, itu menjadi tidak benar," sambungnya.
Menurut dia, film yang sedianya diputar perdana di Jakarta Foreign Correspondent Club itu akan kembali merenggangkan hubungan diplomatik antara Indonesia-Australia juga Indonesia-Timor Leste. "Kalau diputar bisa menimbulkan ketegangan baru," ujarnya.
Lima wartawan asal Australia, Selandia Baru, dan Inggris tewas saat tengah meliput masuknya tentara Indonesia ke Timor Leste. Berdasarkan hasil investigasi, pengadilan koroner New South Wales menyatakan kelima wartawan dibunuh tentara Indonesia. Namun, pemerintah Indonesia berpendapat lain. Tewasnya wartawan asing itu karena terjebak di medan peperangan. (frd) (hri)
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7717 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: KONTROVERSI: BALIBO: Pembantaian Lima Wartawan Australia oleh TNI di TimTim 4/1/2010, 07:06
Balibo Dilarang Tayang, Kontroversi Menyeruak
Film Balibo
INILAH.COM, Jakarta - Lembaga Sensor Film (LSF) melarang penayangan film Balibo di Indonesia. Ada yang mendukung, tak sedikit yang melakukan penolakan. Kontroversi pun menyeruak.
Balibo tidak lolos sensor Lembaga Sensor Film (LSF) sebagai antisipasi memicu konflik antara Indonesia dan Australia. Pasalnya, dominasi cerita digambarkan tentang tentara yang tak mengenal kata ampun.
Sekadar mendiskripsikan, film berdurasi 111 menit itu berkisah tentang kerja keras wartawan senior Australian Associated Press (AAP) Roger East (Anthony LaPaglia) untuk menemukan kembali lima rekannya yang lenyap ditelan bumi Balibo, Timor Leste pada tahun 1975.
Kisah berawal ketika Horta mengajak Roger pergi meliput konflik di Timor Leste. Roger berminat karena ingin menemukan lima teman wartawan yang hilang. Roger dan Horta akhirnya dipandu seorang gerilyawan Fretilin.
Selanjutnya, suhu meningkat emosinya hingga film berakhir. Mulai baku tembak tentara dan gerilyawan Fretelin yang membuat lima wartawan teman Roger terjebak dan tewas, hingga pembantaian massal di dermaga oleh tentara, dimana Roger ikut terbunuh. Sepanjang film berlangsung, tak ada simbol TNI, yang ada hanya perkataan bahasa Indonesia.
Film ini pun ditutup menggambarkan kembalinya Horta ke Timor Leste. Tulisan singkat menjadi menutup film Balibo, 'Hingga saat ini para pelaku belum bisa dijerat secara hukum'. Kekuatan cerita Balibo yang demikian yang akhirnya ditakutkan LSF, karena dianggap mampu memicu konflik, Indonesia dan Australia.
Apa yang diputuskan LSF disetujui Dewan Perwakilan Rakyat. Ketua Komisi I Kemal Aziz Tambul menegaskan Balibo layak dilarang diputar sebab telah mengorek luka lama bangsa Indonesia.
"Itu adalah hal-hal yang mencuatkan luka lama, sebaiknya dihindari dan saya pikir kalau mereka mengangkat itu tidak pada tempatnya," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (2/12). Menurut Kemal, pelarangan film itu sudah selayaknya. LSF punya alasan kuat.
"Saya kira, pelarangan film itu sendiri untuk menutup luka lama yang bisa muncul bila film itu diputar di masyarakat. Saya yakin LSF sudah punya standarnya sendiri. Kalau yang bisa mengakibatkan luka lama ya tidak perlu," katanya.
Kemal juga menyatakan, meski telah melukai masyarakat dan NKRI, pemerintah tidak perlu menuntut Australia eminta maaf atas tayangnya film itu di dunia internasional. "Pemerintah tidak perlu menuntut permintaan maaf, karena dengan dilarangnya film ini sudah cukup," pungkasnya.
Departemen Luar Negeri pun menyampaikan kesamaannya. Juru bicara Deplu, Teuku Faizasyah mengatakan, fakta Balibo hanya satu sisi saja, yakni Australia. Karena itulah, Deplu menilai itu tidak memiliki keberimbangan sejarah.
"Kita mengikuti dari resensi film. Ini berangkat dari novel yang bercerita dari satu sisi saja. Mengapa kita menciptakan satu sejarah berdasarkan satu novel? Soal itu, LSF pasti punya kriteria tersendiri mengenai film-film yang dilarangnya," ujar Faizasyah.
Kenyataannya, LSF melarang pemutaran film karya sutradara Robert Connolly, satu jam sebelum diputar di Indonesia. Semua itu dilakukan Jakarta Foreign Correspondents Club. Artinya jugaBalibo tak diputar di Jakarta Internasional Film Festival (JiFFest) yang diselenggarakan 4-12 Desember 2009.
Pelarangan itu jelas disayangkan JiFFest 2009. Namun, JiFFest berusaha keras agar tetap bisa memutarnya. "Kita akan propose ke LSF supaya film ini bisa diputar sekali, kita berniat mengajak pihak terkait menyaksikan bersama-sama. Mereka cuma bilang kalau film ini nggak bisa diputar," ujar Festival Director JiFFest 2009 Lalu Roisamri.
Keresahan itu didukung Dewan Pers. Sabam Leo Batubara, anggota Dewan Pers mengatakan, "Kenapa harus dilarang. Harusnya pemerintah melakukan transparansi, fakta dan kebenaran. Itu kan hanya film, tidak bisa dijadikan menjadi sebuah fakta."
Sabam menegaskan, masyarakat sekarang sudah cerdas, bisa membedakan mana yang benar, dan salah. Jadi, lanjutnya, tidak perlu takut ketahanan nasional terganggu. "Ketahanan akan tercipta jika transparansi ada. Jadi tidak perlu ditakutkan agenda lain (propaganda) yang muncul dibalik film tersebut," ujar Leo.
Sutarada film Cau Bau Kan Nia Dinata juga berkeyakinan sama. Ia memprotes kenapa Balibo harus dilarang penayangannya di Indonesia.
"Film itu nggak bisa dilihat sepotong-sepotong. Harusnya lembaga sensor memperlakukan film itu dengan dewasa. Lagi pula isu Timor Leste sudah jadi isu dunia, jadi sangat disayangkan. Harusnya sudah nggak ada larangan lagi, penonton sekarang sudah pintar," jelas Nia Dinata, saat ditemui di Jl. Hang Tuah, Jakarta Selatan, Rabu (2/12)
Ia berharap Lembaga Sensor Film bisa lebih bijaksana dalam memutukan film itu layak sensor atau tidak. "Saya sangat nggak setuju film Balibo dilarang tayang kerena saya pengusung kebebasan berekspresi dan anti sensor," tegasnya. "Kalau pemerintah Indonesia merasa terpojok, bikin lagi saja film balasannya. [aji]
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7717 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: KONTROVERSI: BALIBO: Pembantaian Lima Wartawan Australia oleh TNI di TimTim 4/1/2010, 07:07
Dewan Pers: Balibo Tak Perlu Ditakuti
Sabam Leo Batubara
INILAH.COM, Jakarta - Pelarangan pemutaran film Balibo di Indonesia, patut dipertanyakan. Pemerintah dianggap terlalu takut dengan adanya agenda propaganda.
“Kenapa harus dilarang. Harusnya pemerintah melakukan transparansi, fakta dan kebenaran. Itu kan hanya film, tidak bisa dijadikan menjadi sebuah fakta,” kata anggota Dewan Pers Sabam Leo Batubara kepada INILAH.COM, Rabu (2/12).
Sabam menegaskan masyarakat sekarang sudah cerdas, bisa membedakan mana yang benar, mana yang salah. Jadi, lanjutnya, tidak perlu takut ketahanan nasional akan terganggu.
"Ketahanan akan tercipta jika transparansi ada. Jadi tidak perlu ditakutkan agenda lain (propaganda) yang muncul dibalik film tersebut,” ujar Leo.
Seperti diketahui, 'Balibo' menceritakan pembunuhan 5 wartawan Australia di Timor Timur (sekarang Timor Leste) pada 1975. Film tersebut dirilis di Australia awal tahun ini, hanya seminggu sebelum Kepolisian Australia (AFP) mengumumkan mereka akan membuka kembali penyelidikan kasus tersebut.
Meski sepi di Indonesia, isu 'Balibo Five' kembali ramai di Australia. Apalagi, setelah Kepolisian Federal Australia (AFP) membuka kembali kasus kasus dugaan kejahatan perang tersebut pada 20 Agustus 2009.
Lima wartawan Negeri Kangguru itu yang tewas adalah Gary Cunningham, Malcolm Rennie, Greg Shackleton, Tony Stewart, dan Brian Peters. Diduga mereka dieksekusi oleh pasukan khusus TNI pada Oktober 1975. Tujuannya,agar mereka tak menyiarkan secara detil invasi Indonesia atas Timor Timur. [bar]
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7717 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: KONTROVERSI: BALIBO: Pembantaian Lima Wartawan Australia oleh TNI di TimTim 4/1/2010, 07:09
Komisi I: Balibo Korek Luka Indonesia
Film Balibo
INILAH.COM, Jakarta - Ketua Komisi I Kemal Aziz Tambul mengungkapkan, film Balibo layak dilarang diputar di Indonesia. Sebab, film tersebut telah mengorek luka bangsa Indonesia.
"Itu adalah hal-hal yang mencuatkan luka lama, sebaiknya dihindari dan saya pikir kalau mereka mengangkat itu tidak pada tempatnya," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (2/12).
Menurut Kemal, pelarangan film tersebut sudah selayaknya dilakukan LSF. Karena, selian LSF punya alasan yang kuat, pelarangan film itu juga dapat mencegah luka lama terkorek kembali.
"Saya kira, pelarangan film itu sendiri untuk menutup luka lama yang bisa muncul bila film itu diputar di masyarakat. Saya yakin LSF sudah punya standarnya sendiri. Kalau yang bisa mengakibatkan luka lama ya tidak perlu," katanya.
Kemal juga menyatakan, meski telah melukai masyarakat Indonesia yang kehilangan Timor Timur dari NKRI, pemerintah tidak perlu menuntut Australia untuk meminta maaf atas tayangnya film itu di dunia internasional. "Pemerintah tidak perlu menuntut permintaan maaf, karena dengan dilarangnya film ini sudah cukup," pungkasnya. [mut]
Mevi Linawati
Sumber: 02/12/2009 - 14:15
Administrator Administrator
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7717 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: KONTROVERSI: BALIBO: Pembantaian Lima Wartawan Australia oleh TNI di TimTim 4/1/2010, 07:11
Deplu: Balibo Bukan Film Sejarah
Film Balibo
INILAH.COM, Jakarta - Meski dilarang tayang di Indonesia, film Balibo tetap akan diikutkan dalam Jakarta International Film Festival. Indonesia menilai, film tersebut bukanlah film sejarah.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan, fakta pada film Balibo hanya berdasarkan pada satu sisi saja, yakni pihak Australia. Karena itulah, Deplu menilai film tersebut tidak memiliki keberimbangan sejarah.
"Kita mengikuti dari resensi film. Ini berangkat dari novel yang bercerita dari satu sisi saja. Mengapa kita menciptakan satu sejarah berdasarkan satu novel?" ujarnya di Jakarta, Rabu (1/12).
Sebelumnya, Lembaga Sensor Film (LSF) melarang pemutaran film karya sutradara Robert Connolly itu satu jam sebelum diputar di Indonesia. Pelarangan LSF terhadap pemutaran perdana Balibo yang dilakukan Jakarta Foreign Correspondents Club juga berarti film tersebut tak akan diputar di Jakarta Internasional Film Festival (JiFFest) yang akan diselenggarakan 4-12 Desember 2009.
Seperti diketahui, Balibo Five menceritakan pembunuhan 5 wartawan Australia di Timor Timur (sekarang Timor Leste) pada 1975. Film tersebut dirilis di Australia awal tahun ini, hanya seminggu sebelum Kepolisian Australia (AFP) mengumumkan mereka akan membuka kembali penyelidikan kasus tersebut.
Meski sepi di Indonesia, isu Balibo kembali ramai di Australia. Apalagi, setelah Kepolisian Federal Australia (AFP) membuka kembali kasus kasus dugaan kejahatan perang tersebut pada 20 Agustus 2009.
Lima wartawan Negeri Kangguru itu yang tewas adalah Gary Cunningham, Malcolm Rennie, Greg Shackleton, Tony Stewart, dan Brian Peters. Diduga mereka dieksekusi oleh pasukan khusus TNI pada Oktober 1975. Tujuannya,agar mereka tak menyiarkan secara detil invasi Indonesia atas Timor Timur. [*/mut]
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7717 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: KONTROVERSI: BALIBO: Pembantaian Lima Wartawan Australia oleh TNI di TimTim 4/1/2010, 07:12
Deplu: Film Balibo 5 Rekayasa Sejarah
Balibo Five
INILAH.COM, Jakarta - Kasus Balibo Five yang berpuluh tahun lamanya ternyata memberikan inspirasi untuk dijadikan sebagai film. Film yang akan go internasional dengan mengikuti beberapa festival itu, bagi Pemerintah Indonesia tidak lain sebagai rekayasa sejarah.
"Sejak awal kita sudah menilai film ini diangkat dari novel dan arahnya pun sudah bisa diduga. Yang kita pertanyakan adalah otentias film tersebut yang dibuat berdasarkan rekayasa sejarah kalau untuk hiburan boleh-boleh saja," tutur juru bicara Departemen Luar Negeri Teuku Fazasyah di Deplu, Jakarta, Jumat (11/9).
Ia mengatakan, film balibo memang belum masuk Indonesia. Namun karena pihaknya bukan kita bukan ahli sensor. Sehingga tidak akan melakukan penyensoran jika film tersebut beredar di Indonesia.
"Tapi saya tidak bisa berbicara atas nama komunitas lain di tanah air, seperti penonton atau badan sensor. Kita lihat saja nanti bagaimana," imbuhnya.
Mengenai penyelidikan kasus tersebut dibuka kembali karena film Balibo 5 beredar, pria yang kerap disapa Faiza ini menolak berkomentar. Sebab, persoalan tersebut merupakan urusan dalam negeri Australia.
"Mungkin saja memang dipicu filmnya, tapi bisa juga karena desakan keluarga. Pokoknya banyak faktor. Saat ini kami tidak bisa mengomentari kebenaran masalah itu," jelas Faiza.
Sutradara Film Balibo Five Bob Connolly akan membawa filmnya ke sejumlah festival di beberapa negara. Sebelumnya Connolly telah membawanya ke tanah Timor Leste. Ia akan menayangkan filmnya di Festival Film Toronto di Kanada, pekan ini. Ia juga sukses memperoleh izin untuk menayangkannya di Eropa dalam London Film Festival, Oktober mendatang.
Film berdasarkan kisah nyata itu, seperti diberitakan news.com.au, Kamis (10/9), pertama dirilis di Negeri Kanguru, bulan lalu. Sementara di Inggris, ia akan bersanding dengan 190 film fitur dan 130 film pendek karya lebih dari 50 negara. Film tersebut dibuat berdasarkan sudut pandang bangsa Australia terhadap kasus ini.
Bahkan, disebutkan bahwa keputusan Kepolisian Federal Australia (AFP) untuk membuka kembali penyelidikan terinspirasi dari karya Bob Connolly ini. 'Balibo Five' merupakan sebutan untuk dugaan kejahatan perang yang dilakukan otoritas Indonesia di Timor Leste pada 1975 silam yang menewaskan lima jurnalis asing. [jib]
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7717 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: KONTROVERSI: BALIBO: Pembantaian Lima Wartawan Australia oleh TNI di TimTim 4/1/2010, 07:14
Deplu: Kasus Balibo Sudah Ditutup
Teuku Faizasyah
INILAH.COM, Jakarta - Upaya pemerintah Australia yang mencoba membuka kembali kasus Balibo five sepertinya bakal berat. Sebab Pemerintah Indonesia sudah menganggap kasus yang terjadi pada 1975 lalu itu telah ditutup rapat-rapat.
Menurut juru bicara Deplu Teuku Faizasyah pemerintah Indonesia sudah jelas posisinya terkait kasus tersebut. Meski demikian kami masih meminta klarifikasi ke Deplu Australia dan selanjutnya akan memantau arah perkembangan isu ini.
"Sebelumnya bagi pemerintah RI kasus ini sudah ditutup. Dimana kami mau membantu kalau pemerintah menganggap kasus ini sudah tuntas," ujarnya di Gedung Deplu, Jakarta, Jumat (11/9).
Ia menjelaskan, baik pemerintah Indonesia dan Australia menghargai hubungan baik dan positif terhadap berbagai hal yang ada. Namun tidak selalu demikian jika ada sebuah kasus yang sensitif.
"Yang kalau tidak ditangani dengan hati-hati bisa menyulitkan beberapa pihak seperti deplu. Balibo five termasuk salah satu kasus yang termasuk isu sensitif," kata Faiza.
Pemerintah Inddonesia, menurut dia, tidak merasa teranggu dengan dibukanya kembali kasus tersebut. Kalau pun ada itu hanya masalah persepsi saja. Karena memang kasus tersebut serius dan sangat sensitif bagi pemerintah. Namun saat ini yang bisa dilakukan hanya mengikuti perkembangan kasusnya.
"Kepolisian federal Australia (AFP) tau hal ini tidak mudah, membuka kembali penyelidikan pun merupakan suatu proses yang panjang dalam hukum mereka dan ini memang tidak mudah juga bagi mereka. Yang jelas kita sudah mencatat bahwa AFP melakukannya dengan hati-hati," jelas Faiza. [jib]
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7717 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: KONTROVERSI: BALIBO: Pembantaian Lima Wartawan Australia oleh TNI di TimTim 4/1/2010, 07:16
TNI Tak Ada Urusan Lagi dengan Balibo
Sagom Tamboen
INILAH.COM, Jakarta - TNI menyerahkan sepenuhnya penyelesaian kasus Balibo Five tahun 1975 di Balibo, Timtim (kini Timor Leste), pada keputusan pemerintah. Sebab TNI tidak lagi memiliki kaitan secara organisasi dan struktural dengan para mantan pejabat TNI yang bertugas di Timtim semasa itu.
"Mereka sudah purnawirawan, tidak ada kaitan lagi dengan TNI. Maka ini menjadi urusan kedua pemerintahan untuk menyikapinya," kata Jubir TNI Marsekal Muda TNI Sagom Tamboen di Jakarta, Kamis (10/9).
TNI, lanjut dia, tidak akan melakukan langkah khusus menghadapi penyelidikan Kepolisian Federal Australia (AFP) terhadap kasus yang menewaskan 5 wartawan asing tersebut.
"Jika memang dalam proses penyelidikannya mereka perlu memanggil para purnawirawan TNI yang bertugas saat itu, ya mereka harus meminta secara resmi kepada pemerintah Indonesia," ujarnya.
Sagom berpendapat, Australia sebaiknya menghargai proses perdamaian RI-Timor Leste yang tertuang dalam rekomendasi KKP kedua negara yang menyatakan masing-masing pihak sepakat untuk melupakan masa lalu dan membangun hubungan bilateral yang lebih baik di masa depan.
AFP memulai penyelidikan dugaan kejahatan perang Balibo Five pada 20 Agustus. Kelima wartawan yang tewas adalah reporter Greg Shackleton (27) dan perekam suara Tony Stewart (21) {keduanya warga Australia}, reporter Malcolm Rennie (28) dan kamerawan Brian Peters (29) {keduanya warga Inggris}, serta kamerawan Gary Cunningham (27) {warga Selandia Baru}.
Insiden ini sempat membuat hubungan Indonesia dengan Australia retak. Pengadilan Negara Bagian Koroner New South Wales, Australia, pada 2007 memutus TNI terlibat dalam tewasnya wartawan Australia di Balibo pada Oktober 1975.
Namun, pemerintah Indonesia menolak keputusan tersebut. Pemerintah Indonesia menilai kasus tersebut telah ditutup. Indonesia melalui Deplu selalu mengatakan kelima wartawan asing tersebut merupakan korban jiwa alam insiden baku tembak pada 1975. Artinya, tidak ada unsur kesengajaan dari militer Indonesia.
AFP akan melaporkan hasil penyelidikan ke Commonwealth Director of Public Prosecution (CDPP) jika mereka menemukan materi yang cukup sebagai bukti kejahatan. Setelah itu, CDPP akan mempertimbangkan penemuan tersebut. AFP mengatakan akan terus menginformasikan perkembangan penyelidikan kepada keluarga korban.
Tim Investigasi PBB pada tahun 2000 mengeluarkan perintah penangkapan terhadap mantan Komandan Pasukan Elit Tim Susi Letjen TNI Purn Yunus Yosfiah, serta anggota Tim Susi yakni Christoforus da Silva dan seorang warga Timtim yakni Domingos Bere. Ketiganya diyakini terlibat dalam kasus pembunuhan tersebut. Yunus Yosfiah tercatat pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan pada 1998-1999 era Presiden BJ Habibie. [*/sss]
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7717 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: KONTROVERSI: BALIBO: Pembantaian Lima Wartawan Australia oleh TNI di TimTim 4/1/2010, 07:18
Menhan: Kasus Balibo Five Selesai
Juwono Sudarsono
INILAH.COM, Jakarta - Pemerintah Australia membuka kembali kasus penembakan terhadap lima wartawan asing di Balibo Rimor Timur atau 'Balibo Five'. Namun bagi pemerintah Indonesia kasus yang terjadi pada 1975 itu dianggap sudah selesai.
"Sudah kita jelaskan sejak dulu. Masalah itu adalah peristiwa yang tidak bisa dibuktikan siapa yang bersalah, karena saat itu ada silang tembakan," kata Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono sesaat sebelum menghadiri rapat Kabinet di Kantor Kepresidenan Jakarta, Kamis (10/9).
Ia mengatakan, peristiwa yang terjadi 34 tahun lalu itu adalah adanya tembak-menembak antara dua pihak. Sehingga membuat komando pasukan khusus atau pasukan Indonesia yang bertugas di Balibo saat itu tidak dapat disalahkan.
"Saya pun saat menjadi duta besar di Inggris pernah bertemu dengan keluarga korban karena memang tiga korban itu memiliki dwi kewarganegaraan Australia dan Inggris, sudah dijelaskan masalah itu bukan kesalahan Kopassus karena saat 'force fire' kedua pihak terlibat baku tempat. Jadi tidak bisa dituduhkan pada Kopassus atau tentara yang bertugas saat itu," katanya.
Meski sudah dijelaskan kepada pihak parlemen dan kepolisian Australia dalam pengusutan kasus yang sama di negara bagian yang berbeda dua tahun yang lalu, lanjut dia, sistem politik terbuka di Australia memungkinkan pihak mana pun mengajukan agar proses hukum untuk masalah itu dilakukan kembali.
"Hanya sekarang memang sewaktu-waktu ada saja pihak di Australia yang membuka kembali hal itu bagi isu politik lokal kadangkala LSM dan kali ini Indonesia," papar mantan Dubes Inggris ini.
Saat ini Polisi Federal Australia (AFP) resmi menyelidiki tuduhan kejahatan perang dalam kasus yang populer disebut 'Balibo Five' itu.
AFP melakukan penyelidikan terhadap kasus 'Balibo Five' ini setelah Kantor Kejaksaan Agung Persemakmuran Australia menerima hasil putusan Pengadilan Coroner New South Wales tentang kematian Brian Peters, salah satu anggota "Balibo Five", pada 16 November 2007. [*/jib]
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7717 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: KONTROVERSI: BALIBO: Pembantaian Lima Wartawan Australia oleh TNI di TimTim 4/1/2010, 07:20
SBY: Balibo Five Ganggu RI-Australia-Leste
Susilo Bambang Yudhoyono
INILAH.COM, Jakarta - Dalam satu dua hari ini kepolisian Australia ingin memperkarakan kembali kasus Balibo Five tahun 1975. Kasus pembunuhan 5 wartawan asing di Balibo, Timtim, yang pernah disidangkan di pengadilan Sydney, Australia, pada tahun 2007 ini dianggap akan mengganggu hubungan RI-Australia dan RI-Timor Leste.
"Terus terang ini tentu bertentangan dengan semangat kita untuk melihat ke depan. Semangat antara Indonesia dengan Timor Leste sendiri untuk mengakhiri segala sesuatu yang mengganggu hubungan di antara Indonesia denga Timor Leste dengan pilihan bersama membentuk Commission of Truth and Friendship," kata SBY saat membuka sidang kabinet di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (10/9).
Kelima wartawan yang tewas adalah reporter Malcolm Rennie (28) dan kamerawan Brian Peters (29) {keduanya warga Inggris}, reporter Greg Shackleton (27) dan Tony Stewart (21) {keduanya warga Australia}, serta kamerawan asal Selandia Baru, Gary Cunningham (27).
"Kalau ini diputar ke belakang kembali, tentu bertentangan dengan semangat melihat ke depan. Bagi bangsa yang cerdas dan arif tentunya kita melihat ke depan," ujar SBY seraya meminta Menlu Hassan Wirajuda menyelesaikan masalah ini secara bijak. Hal ini diperlukan agar hubungan RI-Australia yang sudah sangat baik tidak terganggu dengan masalah tersebut.
Kelima wartawan asing tersebut tewas terbunuh di Balibo saat meliput pertempuran di Balibo. Tim Investigasi PBB pada tahun 2000 mengeluarkan perintah penangkapan terhadap mantan Komandan Pasukan Elit Tim Susi Letjen TNI Purn Yunus Yosfiah, serta anggota Tim Susi yakni Christoforus da Silva dan seorang warga Timtim yakni Domingos Bere. Ketiganya diyakini terlibat dalam kasus pembunuhan tersebut. Yunus Yosfiah tercatat pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan pada 1998-1999 era Presiden BJ Habibie. [sss]
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7717 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: KONTROVERSI: BALIBO: Pembantaian Lima Wartawan Australia oleh TNI di TimTim 4/1/2010, 07:22
Film 'Balibo' Dilarang
Menbudpar: Film Tetap Diputar, Aparat Kalau Perlu Bertindak
Jakarta - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik menyesalkan beberapa pihak yang tetap memutar film 'Balibo'. Menbudpar meminta aparat berwajib bertindak jika film itu tetap diputar.
"Kalau film itu sudah dilarang ya mestinya jangan diputar lagi dong. Kalau diputar itu kan pelanngaran. Semestinya pihak yang berwajib bertindak aktif melarang pemutaran film tersebut. Kalo perlu bertindak," ujar Jero.
Hal itu disampaikan Jero di sela-sela Rapimnas Partai Demokrat (PD) di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (6/12/2009).
Jero meminta aparat proaktif melarang film yang diputar itu. Karena film ini dinilainya melukai harga diri Indonesia dan mencemarkan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
"Yang digambarkan di film itu kan tidak sesuai dengan versi kejadian aslinya. Itu hanya versi orang Australia. Lagi pula yang saya tahu hasil dari komisi rekonsiliasi indonesia dan Timtim sepakat untuk tidak melihat masa lalu," ujar dia.
Film Balibo merupakan film produksi Australia. Film ini mengisahkan terbunuhnya lima wartawan Australia oleh militer Indonesia ketika meliput insiden Balibo di Timor Timur pada 1975.