Banyak Pemposan : 383 Poin : 7720 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 3/1/2010, 19:08
First topic message reminder :
KONTROVERSI SEKITAR BUKU :
"MEMBONGKAR GURITA CIKEAS: DIBALIK SKANDAL BANK CENTURY"
George Junus Aditjondro Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
George Junus Aditjondro (lahir pada 27 Mei 1946 di Pekalongan, Jawa Tengah) adalah seorang sosiolog asal Indonesia.
Pada sekitar tahun 1994 dan 1995 nama Aditjondro menjadi dikenal luas sebagai pengkritik pemerintahan Soeharto mengenai kasus korupsi dan Timor Timur. Ia sempat harus meninggalkan Indonesia ke Australia dari tahun 1995 hingga 2002 dan dicekal oleh rezim Soeharto pada Maret 1998. Di Australia ia menjadi pengajar di Universitas Newcastle dalam bidang sosiologi. Sebelumnya saat di Indonesia ia juga mengajar di Universitas Kristen Satya Wacana.
Saat hendak menghadiri sebuah lokakarya di Thailand pada November 2006, ia dicekal pihak imigrasi Thailand yang ternyata masih menggunakan surat cekal yang dikeluarkan Soeharto pada tahun 1998.
Pada akhir bulan desember 2009, beberapa lama setelah peluncuran bukunya terakhir, Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyalurkan keprihatinanya atas isi buku tersebut. Buku itu sempat ditarik dari etalase toko walaupun pada saat itu belum ada keputusan hukum terhadap peredaran buku itu.
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 05:36
Pihak yang Tersinggung Diminta Elegan Respons 'Gurita Cikeas'
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pihak-pihak yang merasa tersinggung terhadap isi buku Membongkar Gurita Cikeas, Di Balik Skandal Bank Century karya George Junus Adijtondro diminta merespons secara elegan. Mereka diminta tidak perlu menggunakan cara-cara yang mengintimidasi tapi dengan mengeluarkan buku putih.
Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia Sebastian Salang meminta pihak yang tidak senang agar tak mengancam atau menarik buku dari peredaran. Mereka dapat mengajukan gugatan untuk membuktikan kebenarannya.
"Menggugat boleh saja tapi jangan menarik buku dari peredaran atau mengancam," kata Sebastian, Selasa (29/12). Jika dalam buku tersebut ada unsur kebohongan, boleh saja digugat ke pengadilan. Hal itu juga akan mendidik masyarakat agar lebih cerdas.
Ia mengingatkan, semakin masyarakat tertekan dengan adanya ancaman-ancaman maka mereka justru akan semakin terdorong memberikan data-data kepada George Aditjondro.
Buku Membongkar Gurita Cikeas karya George Aditjondro menimbulkan kontroversi. Sejumlah pihak keberatan dan berencana menggugat buku tersebut. Salah satu yang berniat menggugat adalah Direktur LKBN Antara Mukhlis Yusuf karena keberatan dituding mengalihkan Public Service Obligation sebesar Rp 20,3 miliar kepada Bravo Media Center.
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 05:39
Membongkar Gurita Cikeas, Mengapa Heboh?
Buku Membongkar Gurita Cikeas, karya George Aditjondro, hilang dari peredaran di Indonesia. Radio Nederland bertanya kepada Danang Widiyoko, peneliti korupsi pada Indonesian Corruption Watch.
Apakah betul data yang dipakai George Aditjondro merupakan data umum yang bisa dibaca semua orang?
Ha..ha..ha iya! Itu data sekunder. Nggak ada yang luar biasa dari buku itu. Cuma ini terbit pada waktu yang tepat, saat Bank Century lagi dipersoalkan, saat dana kampanye presiden lagi diteliti banyak orang.
Century dipersoalkan karena dianggap bagian dari dana kampanye presiden yang tidak terungkap.
Tidak ditindaklanjuti
ICW dulu juga sudah pernah melaporkan Bank BTPN, yang notabene milik asing, menyumbang kepada SBY, tapi tidak pernah ditindaklanjuti. Kemudian sumbangan dari perusahaan, yang berada di gedung yang sama, di kantor yang sama, tapi kantornya bukan sebuah kantor yang wajar, yang normal.
Itu juga sudah dilaporkan tapi tidak ditindaklanjuti.
Atau data misalnya aliran dana dari Joko Tjandra, si buron koruptor itu, kepada Djoko Suyanto, ketua tim sukses SBY.
Itu sudah diungkap oleh Bibit Samad Riyanto, ketika KPK harus melepas Joko Tjandra. Komisi Pemberantasan Korupsi melepas cekal Joko Tjandra karena memang ada aliran dana kepada Djoko Suyanto, yang sekarang menjabat menkopolkam.
Sebenarnya pokok persoalan adalah dari mana sih duit SBY itu? itu menjadi keragu-raguan kita semua. Karena menurut laporan dana partai Demokrat dan dana tim sukses SBY itu luar biasa.
Jangan-jangan duit Century mengalir ke tim sukses SBY juga.
Radio Nederland Wereldomroep[RNW]: Apakah buku George berisi insinuasi, atau memang tanpa diinsinuasi data-data itu merujuk ke SBY?
Begini. Sebetulnya sejak awal banyak orang ragu atas laporan keuangan SBY. Nah George mengemas ulang bukti itu dan terbit pada saat yang tepat.
RNW: Saya ingin konfirmasi, ketika George Aditjondro menyusun buku ini, data yang digunakan terbanyak dari ICW dan dia sering kontak dengan anda?
Oiya dia beberapa kali tanya soal data ICW. Ya kita bagi saja. Data ICW kan ada situs internet.
Ini heboh saja. Data mentahnya sudah ada. Cuma kemasan dari George kan bagus sekali. Dia menulis sangat naratif, dengan bahasa yang sederhana.
Demikian Danang Widiyoko. Wawancara selengkapnya unduh di sini.
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7720 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 05:39
Anggota Majelis SBY Nurusalam Akui Fasilitas Umroh ke Ulama
TEMPO Interaktif, Jakarta -Anggota Majelis Dzikir SBY Nurusalam, Damrizal, membenarkan kabar tentang pemberian fasilitas kepada sejumlah ulama untuk menjalankan ibadah umroh.
“Itu program yang sudah dijalankan yayasan sejak lama. Bahkan, mungkin sampai dengan awal tahun 2009 ini masih ada yang berangkat,” ujar Damrizal ketika dihubungi Selasa (29/12).
Damrizal menerangkan program itu merupakan aktivitas rutin yang diselenggarakan yayasan terhadap kalangan alim ulama yang belum pernah menunaikan ibadah umroh ke tanah suci Mekkah. “Ada kriterianya. Mereka yang mendapat fasilitas itu hanya ulama yang tidak mampu. Jadi tidak sembarangan,” kata dia.
Ia menjelaskan biaya perjalanan umroh terebut ditanggung oleh seluruh anggota. Bantuan pendanaan juga sangat tertolong oleh sosok ketua Yayasan Majelis Dzikir, Harris Thahir. “Dana seperti itu tidak terlalu besar bagi Pak Harris. Dia pengusaha yang memiliki infrastruktur perekonomian yang cukup mapan,” ujar dia.
Adapun bagi ulama yang berkecukupan, pelaksanaan umroh harus ditanggung sendiri dan yang bersangkutan bisa berangkat secara bersamaan dengan ulama yang memperoleh fasilitas. “Jadi kesimpulan yang ada dalam buku (Membongkar Gurita Cikeas, Di Balik Skandal Bank Century) George Junus Aditjondro tidak sepenuhnya benar,” tegas dia.
Damrizal menjelaskan, yayasan yang dibentuk pada 2005 itu juga kerap menggelar kegiatan sosial keagamaan di hampir seluruh provinsi di tanah air. Beberapa di antaranya adalah menyantuni anak yatim, memberikan beasiswa, menyantuni korban musibah alam hingga bantuan bagi sejumlah pondok pesantren.
Ide pendirian yayasan tumbuh dari kesadaran sejumlah ulama untuk menerjemahkan konsep nasionalisme religius. Konsep ini, kata Damrizal, diwujudkan dalam bentuk ritual dzikir dan aktivitas sosial. “Jemaah kami tidak pernah berpikir tentang uang. Kompensasi yang mereka cari hanyalah pahala,” ujar mantan Ketua Umum Relawan SBY yang juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Demokrat ini.
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7720 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 05:42
Ketua Yayasan Puri Cikeas Bantah Tudingan George Aditjondro
TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Umum Yayasan Puri Cikeas Suratto Siswodiharjo membantah yayasan yang dipimpinnya sebagai alat pengumpul dana kampanye Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pemilihan umum lalu. Menurut Suratto, yayasannya tak memiliki keterkaitan dengan Yudhoyono atau mesin politiknya sebagaimana tudingan George Junus Aditjondro dalam bukunya Membongkar Gurita Bisnis Cikeas, Di Balik Skandal Century.
"Tidak mungkin. Pengurus yayasannya saja lintas partai," kata Suratto kepada Tempo di Jakarta, Selasa (29/12). "Kalau hanya ngasih ke Demokrat atau SBY, bagaimana partai yang lain?"
Suratto menyebut sejumlah nama pengurus yayasan yang merupakan kader partai. Di antaranya, Jenderal (Purnawirawan) Subagyo HS yang berafiliasi ke Partai Hanura, Erry Purnomohadi (kader Partai Amanat Nasional), Lendo Novo (Partai Keadilan Sejahtera), dan Basar Simanjuntak (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan). "Yang dari Golkar juga ada, tapi saya lupa namanya," kata dia.
Pada Pemilihan Presiden 2009, Suratto menjabat Ketua Gerakan Pro-SBY, sayap pendukung Yudhoyono. Kendati demikian, kata dia, yayasan yang dipimpinnya tak berkaitan dengan sikap politiknya.
Pensiunan jenderal bintang satu ini menjelaskan Yayasan Puri Cikeas dibentuk pada 2006 atas inisiatifnya, dibantu para tetangganya di perumahan Puri Cikeas. Sejak didirikan hingga saat ini, kata dia, yayasan tak pernah melibatkan Yudhoyono. "Meski tetanggaan sama SBY, saya nggak enak kalau melibatkan dia," ujar dia.
Yayasan, dia melanjutkan, tak pernah menerima bantuan dari badan-badan usaha negara atau pemerintah. Seluruh dana yayasan, kata dia, berasal dari sumbangan swasta yang sifatnya tak mengikat. "Donatur terbesarnya, ya, saya," kata dia. "Saya yang sering nombokin."
Lantaran dibiayai swasta, kas yayasan sering kering. "Silakan cek, saldonya minus," ujar dia.
Suratto juga membantah putranya, Anton Sukartono, pernah menjabat Direktur Bank Bukopin dan Chief Executive Officer di sebuah perusahaan yang bernaung di bawah grup Bakrie, seperti yang ditulis Aditjondro dalam bukunya. "Anak saya tak pernah bekerja di sana," kata dia.
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7720 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 05:44
Jimly Assiddiqie: 'Gurita Cikeas' Bukan Buku Ilmiah
TEMPO Interaktif, Jakarta - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Assiddiqie menilai buku Membongkar Gurita Cikeas, Di Balik Skandal Bank Century karya George Junu Aditjondro tidak dapat ditanggapi secara ilmiah sebab buku tersebut bukan buku ilmiah. Meski belum membacanya, Jimly mengatakan buku tersebut tak perlu ditanggapi secara berlebihan.
"Dianggap sebagai angin lalu saja," kata Jimly di kantornya, hari ini (29/12).
Menurut Jimly, sejumlah buku karya George Aditjondro yang diterbitkan sebelumnya sebagian besar merupakan opini. Sehingga, tidak dapat disebut sebagai karya ilmiah melainkan propaganda.
Jimly berpendapat sebuah buku ilmiah tidak dapat menggunakan sumber media massa sebab media tidak termasuk sumber ilmiah. Media dapat dijadikan sumber penelitian jika berhubungan dengan analisa isi.
Buku Membongkar Gurita Cikeas karya George Aditjondro menimbulkan kontroversi. Sejumlah pihak keberatan dan berencana menggugat. Pihak yang keberatan antara lain Direktur LKBN Antara Mukhlis Yusuf. Mukhlis keberatan karena dituding mengalihkan Public Service Obligation sebesar Rp 20,3 miliar kepada Bravo Media Center.
Jimmly menambahkan, pengajuan gugatan dapat dilakukan agar tidak terjadi fitnah, sehingga kebenarannya dapat dibuktikan di pengadilan. Meski memberikan opini juga merupakan sesuatu yang sah. "Boleh-boleh saja toh berpendapat, kalau tidak suka silakan gugat," kata dia.
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7720 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 05:48
Syamsu: Buku "Membongkar Gurita Cikeas" Harus Diteliti
Jakarta (ANTARA News) - Mantan Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel), Mayjen TNI (Purn) Syamsu Djalal, menyatakan buku "Membongkar Gurita Cikeas: Di balik Skandal Bank Century" karangan George Junus Aditjondro, harus diteliti dahulu kebenarannya.
"Seharusnya buku itu diteliti dahulu, baru dikomentari," katanya, di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan jika dari hasil penelitiannya bahwa isinya hanya "ngarang" saja atau tanpa bukti. "Maka itu keterangan palsu," katanya.
Sebelumnya, Kejaksaan Agung (Kejagung) mengaku masih mengkaji buku berjudul "Membongkar Gurita Cikeas; Di balik Skandal Bank Century" karangan George Junus Aditjondro.
"Kejaksaan masih melakukan penelusuran dan pengkajian buku Membongkar Gurita Cikeas," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Didiek Darmanto, di Jakarta, Senin.
Kapuspenkum menyatakan tim "clearing house" atau interdep yang terdiri dari Kejagung, Polri, BIN, Menkominfo dan MUI, akan bekerjaama untuk melakukan kajian terhadap beredarnya buktu tersebut.
"Parameter pengkajian apakah buku itu telah mengganggu ketertiban umum dan harus dihubungkan dengan dasar-dasar tata tertib kehidupan rakyat dan negara pada suatu saat seperti merusak kepercayaan masyarakat terhadap pimpinan nasional, merugikan akhlak dan meresahkan masyarakat," katanya. (*)
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7720 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 05:49
Buku "George" Dinilai Hanya Lelucon Politik
Jakarta (ANTARA News) – Mantan aktivis mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Hendra Ratu Prawira menilai buku berjudul “Membongkar Gurita Cikeas, Di Balik Skandal Bank Century” karangan George Junus Aditjondro yang diterbitkan oleh sebuah penerbitan di Yogyakarta hanya sebuah lelucon politik semata.
“Buku ini kalau saya menilai hanya ingin mencari sensasi dan menarik perhatian publik. Hal yang sama juga pernah dilakukan George sekitar 17 tahun silam,” katanya di Jakarta, Selasa.
Menurut ia, sekitar 17 tahun lalu saat saya menjadi penyelenggara sebuah seminar di kampus UII Yogyakarta saya dan mahasiswa lainya malah "ketiban apes" atas kelakuan George.
"Saat itu kami mengadakan seminar yang bertema “Urgency pembangunan politik di Indonesia” yang salah satu pembicaranya menghadirkan George Junus Aditjondro. Namun, pada saat itu juga George malah me-launching Buku tentang harta kekayaan mantan Presiden Soeharto yang tidak jelas sumbernya," ujarnya.
“Dengan peristiwa tersebut kami pihak penyelenggara justru berurusan dengan Polda DIY. Karena tidak akurasinya data tersebut kami berulang kali dipanggil ke Polda untuk menjalani pemeriksaan," katanya.
Hendra Prawira menjelaskan, hal yang sama justru malah dilakukan George di penghujung tahun 2009. George malah menulis buku yang tidak jelas sumbernya dan merugikan pihak lain.
Ia sependapat jika sejumlah instansi seperti LBKN ANTARA ingin melakukan somasi kepada George. Karena setiap instansi ataupun peorangan yang merasa dirugikan namanya bisa meminta perlindungan hukum.
Hendra menyatakan, implikasi yang ditimbulkan oleh buku setebal 183 lembar ini banyak menimbulkan mosi tidak percaya masyarakat jika mereka membacanya secara mentah-mentah serta pihaknya juga mendesak agar George mau segera merivisi buku karanganya tersebut sebelum banyak beredar di kalangan masyarakat.
"Tidak menutup kemungkinan ada pihak-pihak tertentu yang ingin memanfaatkan George dengan bukunya ini. Pemerintah diminta bersiap siap saja dengan segala kemungkinan yang akan terjadi dengan adanya buku karangan George ini," katanya. (*)
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7720 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 05:56
Buku Membongkar Gurita Cikeas Dilaunching
JAKARTA--Buku kontroversial karya George Junus Aditjondro Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century bakal diluncurkan Rabu (30/12. Selain itu, bedah buku akan diisi diskusi bersama beberapa elemen masyarakat.
Rencananya, peluncuran buku setebal 183 halaman ini akan diadakan di Doekoen Cafe, Pancoran, Jakarta Selatan sekitar jam 12.00 WIB. Sebelumnya buku ini telah diluncurkan penerbit Galang Press di Yogyakarta sepekan lalu.
Buku ini telah mendatangkan kontroversi di tengah masayarakat, khususnya bagi pihak-pihak yang disebutkan dalam buku ini. Bahkan isu penarikan buku-buku ini dari toko buku sudah berhembus sejak pertama kali buku ini diluncurkan ke pasaran.
Pro kontra terhadap buku ini semakin mencuat saat Presiden RI SBY ikut bereaksi, lantaran substansi buku memuat data sekunder dari laman-laman website tentang dugaan keterlibatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta keluarganya dalam kasus Century. "Yayasan-yayasan yang dikelola keluarga Cikeas sebagai motor dalam mencari dukungan politik dan mencari dana," terang George dalam bukunya.
George dikenal sebagai sosok kritis. Ia pernah menjadi salah satu pengkritik tajam pemerintahan Soeharto, yang akhirnya membuatnya dicekal. wul/taq
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7720 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 05:58
'Pengeplakan' Ramadhan Pohan di Peluncuran Buku Gurita Cikeas
By Republika Newsroom
'Pengeplakan' Ramadhan Pohan di Peluncuran Buku Gurita CikeasPALUPI AULIANI/REPUBLIKA
JAKARTA--Peluncuran buku 'Membongkar Gurita Cikeas' karya George Junus Aditjondro diwarnai aksi pemukulan terhadap Ramadhan Pohan. Meskipun George hanya menyebutnya sebagai 'keplak'. Sementara Ramadhan langsung meminta visum ke RS Jakarta dan melaporkan peristiwa ini ke Polda Metro Jaya.
''Saya dipukul begitu akan pergi,'' keluh Ramadhan yang langsung beranjak dari lokasi peluncuran buku, di sebuah cafe di bilangan Jakarta Selatan, Rabu (30/12). Setelah itu informasi terus beredar, mengikuti langkah Ramadhan yang mencari visum dan akan melaporkan peristiwa ini ke Polda Metro Jaya.
Semua bermula dari kedatangan Ramadhan dalam acara peluncuran tersebut. Panitia - Petisi 28 - menyatakan bahwa Ramadhan tidak masuk dalam daftar undangan. Boni Hargens dari Petisi 28 bahkan mengatakan dia telah tertipu Ramadhan. ''Ketika datang dia mengaku sebagai utusan Andi Arif. Tapi ketika giliran bicara ternyata atas nama pribadi,'' ujar dia.
'Pemukulan' terjadi ketika Ramadhan terus saja mengatakan George telah berhalusinasi mengenai aliran dana Bank Century kepada dirinya. Dia sama sekali tak menjawab pertanyaan George, apakah benar Jurnal Nasional - satu koran nasional yang pernah dipimpinnya - menerima dana Rp 150 miliar dari Sampoerna.
Ketika Ramadhan terus saja berceloteh bahwa dia dihina di kampung halamannya karena dianggap menerima aliran dana Bank Century, kesabaran George habis sudah. Dengan buku karyanya, dia menepis Ramadhan, melewati dua penanggap termasuk Boni.
''Saya keplak (tepis, red) dia supaya dia berhenti bicara tidak benar,'' kata George mengenai aksinya. Dia membantah tindakannya itu sebagai pemukulan. ''Saya ini orang tangan kanan. Kalau mau memukul dia, (saya pasti) pakai tangan kanan,'' kilah dia.
Meski begitu, George mengaku bahwa dia memang terpancing emosi. Tiga kali berturut-turut, ujar dia, Ramadhan menyebutnya telah menipu dengan buku itu. ''(Saya tanya) betul atau tidak Sampoerna beri Rp 150 miliar ke korannya, selalu berputar-putar (jawabannya),'' kecam dia.
George menyatakan keheranannya kenapa dia dalam tiga kali kesempatan berturut-turut harus berhadapan dengan Ramadhan. Dua kali sebelumnya adalah dalam acara di TVOne. ''Yang dia katakan halusinasi saya itu halusinasi dia,'' ujar George. Ramadhan memang terus menyebut George berhalusinasi mengenai aliran dana kepada dirinya.
Padahal, kata George, di bukunya tak pernah disebutkan adanya aliran dana Bank Century kepada Ramadhan Pohan. Yang ada, sebut George, bukunya mengupas adanya uang Rp 150 miliar dari Sampoerna untuk Jurnal Nasional. ''Ada psikologis di sini. Dulu menerima dana dari Sampoerna dianggap tak kotor. Tapi setelah ada kaitan Budi Sampoerna dengan Bank Century, seolah jadi kotor,'' ujar dia.
Dengan tiga kali kesempatan harus berhadapan dengan Ramadhan - dengan jawaban yang sama untuk pertanyaan serupa - membuat George berprasangka. ''Dengan tiga kali ini, jangan-jangan ini skenario untuk memancing emosi saya. Supaya isu buku ini dialihkan ke isu pemukulan,'' sebut dia.
Adhi Massardi - dari Petisi 28 - langsung menyatakan siap bersaksi bahwa insiden yang terjadi bukanlah pemukulan. Sementara Boni juga mengatakan kalaupun itu disebut pukulan, tidaklah keras dan mungkin bahkan tidak kena langsung. Karena, kata Boni, tepisan buku George itu sempat mengenai pundak kiri Boni terlebih dahulu.
''George hanya menepis buku ke Ramadhan untuk menghentikan pembicaraannya yang menyebut George berhalusinasi,'' tegas Boni. Dia bahkan berkeyakinan Ramadhan hanya mencari sensasi. Karena, ujar dia, topik yang diungkit Ramadhan bukan inti (core, red) pembicaraan. ''Ramadhan tidak menjawab pertanyaan yang ditujukan kepadanya,'' imbuh dia.
Anggota petisi 28, Haris Rusli, yang juga menjadi moderator ketika insiden terjadi, menyatakan mereka telah menggandeng 28 pengacara muda untuk membela George. ''Kami sebagai penyelenggara, bertanggung jawab atas kejadian ini. Kami membentuk 28 pengacara untuk membela George,'' tegas dia.
Haris pun menegaskan bahwa panitia tak pernah mengundang Ramadhan sebagai penanggap untuk peluncuran buku ini. ''Yang kami undang adalah tokoh-tokoh organisasi pemuda,'' tegas dia. Haris juga menyatakan kecamannya terhadap aksi demonstrasi berbau SARA yang mewarnai pula peluncuran buku tersebut. Salah satu poster yang diusung puluhan demonstran saat itu bertuliskan 'Made In Katholik'. ann/kpo
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7720 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 06:03
George Aditjondro Pukul Ramadhan Pohan
Politisi Partai Demokrat Ramadhan Pohan melaporkan penulis buku Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century George Junus Aditjondro ke Polda Metro Jaya terkait kasus penganiayaan.
Insiden pemukulan itu terjadi pada acara peluncuran buku Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century di Doekoen Caffee, Pancoran, Jakarta Selatan sekitar pukul 13.00 WIB. Tampaknya ada perbedaan pendapat antara George dan Ramadhan dalam acara tersebut dan kemudian George memukul Ramadhan dengan bukunya.
Ramadhan langsung melaporkan pemukulan itu ke Polda Metro. Ramadhan datang ke sentra pelayanan Kepolisian Polda Metro dengan didampingi kuasa hukumnya Dedi Kurniadi. Ia memberikan laporan selama kurang lebih 30 menit. George terancam pasal 31 KUHP mengenai penganiayaan.Usai memberikan laporan, Ramadhan langsung menuju Rumah Sakit Jakarta untuk menjalani visum.
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7720 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 06:09
George Aditjondro: Saya Tidak Memukul
Perseteruan penulis George Junus Aditjondro dan politisi Partai Demokrat Ramadhan Pohan berbuntut panjang. Bahkan, bukan tak mungkin berujung perkara hukum, setelah Ramadhan Pohan melapor ke polisi ...
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7720 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 06:14
Aditjondro: Saya Sudah Baca Somasi "ANTARA"
Penulis buku "Membongkar Gurita Cikeas", George Junus Aditjondro memperlihatkan bukunya, di Yogyakarta, Senin (28/12). (ANTARA/Regina Safri)
Jakarta (ANTARA News) - Penulis buku "Membongkar Gurita Cikeas" George Junus Aditjondro mengatakan sudah membaca isi somasi yang dilayangkan Perum LKBN ANTARA kepada dirinya.
"Saya sudah membaca dan memahami isi somasi dari LKBN ANTARA, tadi malam," kata George Junus Aditjondro pada peluncuran buku "Membongkar Gurita Cikeas" di Doekoen Cafe, Jakarta, Rabu.
Dikatakan George, somasi dari LKBN ANTARA isinya meminta dirinya untuk mengoreksi isi buku yang membahas soal LKBN ANTARA dan meminta maaf di media massa nasional
George mengatakan, dirinya tidak akan meminta maaf karena dia menulis buku tersebut berdasarkan penelitian dan masukan dari sumber-sumber.
Namun George juga mengatakan, ia sedang menyiapkan edisi revisi yang isinya menambahkan bantahan, keberatan, masukan baru, serta hal-hal yang belum sempat ditampilkan pada edisi perdana.
Menurut dia, pada edisi revisi tidak akan menghapus tulisan soal LKBN ANTARA tapi akan menambahkan bantahan dari Perum LKBN ANTARA.
Dikatakanya, buku "Membongkar Gurita Cikeas" yang diterbitkan Galang Press Yogyakarta cetakan pertama sudah didistribusikan dan sekarang sedang dilakukan cetakan kedua untuk dipasarkan keluar Pulau Jawa.
"Sambil memasarkan cetakan kedua, saya menyiapkan edisi revisi yang tebalnya sekitar 250 halaman," katanya.
Menurut dia, dalam dunia percetakan adalah hal lumrah melakukan revisi dan cetak ulang.
Revisi dilakukan, katanya, untuk mengakomodir adanya bantahan dan keberatan serta menambahkan hal-hal yang belum sempat ditampilkan.
Peluncuran buku "Membongkar Gurita Cikeas" dihadiri ratusan orang yang memadati bangunan ruko seluas 4x10 yang menjadi lokasi Doekoen Cafe. (*)
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7720 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 06:17
George Belum Siap Berdialog dengan Karyawan LKBN ANTARA
George Junus Aditjondro (ANTARA)
Jakarta (ANTARA News) - Penulis buku "Membongkar Gurita Cikeas" George Junus Aditjondro mengatakan dirinya belum siap berdialog dengan karyawan Perum LKBN ANTARA pada saat ini.
"Undangan dialog dengan karyawan LKBN ANTARA mungkin lain kali, karena besok sudah pulang ke Yogyakarta ingin berlibur akhir tahun bersama keluarga," kata George Junus Aditjondro menjawab pertanyaan ANTARA pada peluncuran buku "Membongkar Gurita Cikeas" di Doekoen Cafe, Jakarta, Rabu.
Goerge mengatakan dirinya siap berdialog dengan karyawan LKBN ANTARA dengan syarat diberlakukan UU Perlindungan saksi baik bagi tim informan yang menjadi sumbernya maupun dirinya sendiri.
Mantan staf pengajar sebuah universitas swasta di Salatiga Jawa Tengah ini mengusulkan untuk berdiskusi di tempat yang netral.
Dalam kesempatan tersebut wartawan ANTARA Theo Yusuf menanyakan, apakah Goerge siap melakukan dialog dengan karyawan Perum LKBN ANTARA untuk mengklarifikasi tulisannya yang menampilkan fakta tidak benar.
George Junus Aditjondro menulis pada buku "Membongkar Gurita Cikeas" bahwa separuh dari dana PSO LKBN Antara yang berjumlah Rp40,6 miliar mengalir ke Bravo Media Center (BMC) , salah satu tim kampanye SBY-Boediono serta terjadi keresahan di kalangan karyawan LKBN ANTARA.
Sebelumnya, Direktur Utama Perum LKBN ANTARA Ahmad Mukhlis Yusuf mengatakan, Direksi Perum LKBN ANTARA berkesimpulan informasi tiga halaman, pada halalaman 29-31, tidak ada kebenarannya alias fitnah.
"Tidak ada uang satu sen pun yang dialihkan ke Bravo Media Center. Kalau uang miliaran rupiah itu betul dialihkan, wartawan dan karyawan ANTARA tidak gajian," katanya.
Menurut Mukhlis, mekanisme pencairan dana PSO ANTARA dilakukan sebagai pergantian biaya (reimbursement) atas sebagian dana operasianal ANTARA terhadap tema-tema liputan yang disepakati dengan penyelenggara negara setiap tahun.
"Jadi, penggunaan dana PSO ANTARA tidak mungkin dialihkan," katanya.
Ketua Serikat Pekerja ANTARA, Theo Yusuf, yang juga wartawan senior ANTARA menjelaskan, tidak benar ada keresahan di kalangan wartawan seperti dinyatakan George Aditjondro dalam bukunya.
"Karyawan dan wartawan mendukung langkah pembenahan manajemen yang sedang dilakukan Direksi sejak 2007, dalam penataan SDM, penguatan sistem dan pembenahan bisnis perusahaaan," katanya.
Serikat Pekerja ANTARA, kata dia, bersama Direksi telah menyepakati Peraturan Kerja Bersama (PKB) yang telah ditandatangani Direksi dan serikat pekarja pada 10 November 2008.
Penandatanganan PKB ini, katanya, menunjukkan adanya komitmen yang kuat dari kedua belah pihak untuk menumbuhkan hubungan kerja industrial yang baik. (*)
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7720 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 06:19
Pemerintah Diharapkan Tidak Urusi Buku George
Jakarta (ANTARA News) – Tokoh Senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) AP Batubara mengharapkan, pemerintah dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak perlu mengurusi soal kontroversi Buku George J Aditjondro, karena hanya akan menghabiskan pikiran dan tenaga yang tidak ada manfaatnya.
AP Batubara yang juga anggota Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDIP mengemuakan hal itu di Jakarta, Rabu, menanggapai kontroversi peredaran buku berjudul "Membongkar Gurita Cikeas" karangan George Junus Aditjondro yang diterbitkan oleh sebuah penerbitan di Yogyakarta.
Menurut AP Batubaran yang akrab di panggil "AP" itu, jika pemerintah hanya mencurahkan untuk menanggapi kontroversi buku tersebut, maka dikhawatirkan masyarakat menganggap bahwa isi buku itu benar adanya.
Sedangkan saat ini, katanya, pemerintah masih banyak tugas berat yaitu mewujudkan program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II, menyelesaikan kasus Bank Century yang sekarang ditangani Pansus Hak Angket DPR, dan penanganan dari segi hukum oleh aparat penegak hukum, seperti di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Pada kesempatan itu, AP juga menyayangkan, pemberian fasilitas berupa monbil dinas "Camry Crown" seharga Rp 1,3 miliar kepada para pejabat negara, seperti meneteri pimpinan DPR, MPR, lembaga tinggi negara, karena dinilai tidak sesuai dengan kondisi perekonomian dalam negeri serta keadaan masyarakat miskin Indonesia yang jumlahnya puluhan jutaan jiwa.
AP memberikan apresiasi yang tinggi kepada fungsionaris PDIP seperti Wakil Ketua DPR Pramono Anung dan Ketua Fraksi PDIP Tjahjo Kumolo yang tidak bersedia menggunakan fasiliats mobil mewah tersebut, sebagai wujud kepedulian "hati nurani" atas penderitaan rakyat miskin yang kesulitan memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
Pada kesempatan terpisah, mantan aktivis mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Hendra Ratu Prawira menilai buku berjudul "Membongkar Gurita Cikeas" karangan George Junus Aditjondro hanyalah sebuah lelucon politik semata.
"Buku ini kalau saya menilai hanya ingin mencari sensasi dan menarik perhatian publik. Hal yang sama juga pernah dilakukan George sekitar 17 tahun silam," katanya.
Sementara itu, mantan Pemimpin Redaksi Surat Kabar Jurnal Nasional Ramadhan Pohan melaporkan penulis buku George Yunus Aditjondro ke ke Sentral Pelayanan Kepolisian (SPK) Polda Metro Jaya, atas kasus pemukulan yang dihadapinya di Jakarta, Rabu.
Pengacara Ramadhan Pohan, Dedi Kurniadi mengatakan bahwa kliennya mengalami luka memar pada mata bagian kiri setelah terkena buku yang dilemparkan George Aditjondro.
George Aditjondro melemparkan buku yang mengenai mata bagian kiri Ramadhan saat peluncuran buku "Membongkar Gurita Cikeas" karya George Aditjondro di Doekoen Cafe Pasar Minggu, Jaksel, Rabu pukul 13.00 WIB.
Akibat dugaan tindakan penganiayaan tersebut, Ramadhan melaporkan George Aditjondro dengan nomor laporan 3757/K/X!!/2009 dan terancam terkena Pasal 351 tentang penganiyaan dengan ancaman hukuman maksimal penjara lima tahun. (*)
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7720 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 06:21
Airlangga: 'Gurita Cikeas' Valid
Dwifantya Aquina
Airlangga Pribadi
INILAH.COM, Jakarta - Bagi sebagian pihak data yang ditampilkan dalam buku 'Membongkar Gurita Cikeas' tidaklah valid. Namun bagi dosen Universitas Airlangga data tersebut adalah valid.
Pengajar Ilmu Politik di Universitas Airlangga, Surabaya, Airlangga Pribadi menilai pelarangan buku karangan George Junus Aditjondro itu karena kepentingan-kepentingan politik. Pihak yang melarang itu biasanya orang-orang yang tersengol dengan isi buku tersebut.
"Dan orang-orang yang tersenggol itu adalah orang-orang yang punya kepentingan tiu. Sebagai karya ilmiah buku ini sudah sangat memenuhi syarat. George itu kan menggunakan data sekunder, didalam bukunya. dan apa yang digunakan george itu valid," tuturnya.
Bahkan, lanjut Airlangga, kampusnya juga menggunakan data tersebut, dan memang diperbolehkan. Dijelaskan dia, karangan tersebut bukanlah buku. Karena itu, dirinya tidak mempermasalahkan jika Aditjondro menggunakan metodeologi seperti tertera dalam bukunya.
"Kecuali metodelogi itu digunakan untuk karya ilmiah seperti tesis dan sebagainya. Kami memberikan apresiasi yang setingi-tingginya kepada George. Ini merupakan satu langkah ke arah fakta hukum. Tugas Pansus juga KPK agar memiliki insiatif dan proaktif dengan kasus Bank Century yang dibahas dalam buku ini," tandas Airlangga. [jib]
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7720 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 06:24
Pram Akui Kebenaran 'Gurita Cikeas'
Mevi Linawati
Pramono Anung
INILAH.COM, Jakarta - Kebenaran data yang disampaikan dalam buku 'Membongkar Gurita Cikeas' karangan George Junus Aditjondro diyakini kebenarannya, termasuk PDIP. Namun itu hanya setengah.
"Bahwa ada yang benar iya lah, tapi bahwa keseluruhan buku apakah benar, saya termasuk yang belum mempercayai itu," ujar Pramono di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (30/12) yang mengaku sudah membaca buku itu sekitar lima enam hari yang lalu.
Pramono juga tidak berkomentar mengenai isi apa yang benar dari buku Gurita tersebut. Menurut dia, buku tersebut banyak dicari masyarakat, karena reaksi yang berlebihan oleh Presiden dan pendukungnya. Sehingga kalau ada bantahan dilakukan dengan menulis buku apapun judulnya bantahan.
Namun, dirinya tidak setuju buku tersebut dicabut peredarannya. Sebab cara-cara seperti itu tidak baik untuk pendidikan di masyarakat. Karena masyarakat memiliki pilihan terhadap informasi itu apakah benar atau tidak.
"Semakin dilarang akan semakin seksi bagi seseorang untuk menarik mencari. Biarkan diskusi ilmiah di publik. Kalau memang George tidak bisa membuktikan, masyarakat tentu akan menilai. Dan pak SBY tidak perlu menanggapi reaksi berlebihan terhadap buku ini," pungkas Pram yang juga Wakil Ketua DPR ini. [jib]
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7720 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 06:27
'Buku putih Cikeas lebih positif'
JAKARTA: Penulisan buku putih atau klarifikasi dari kubu Cikeas terhadap buku Membongkar Gurita Cikeas yang ditulis George Junus Aditjondro dinilai menjadi pilihan paling baik karena bisa memberikan nilai positif bagi masyarakat.
Pengamat politik Andrinof Chaniago mengatakan hal itu bisa dilakukan pihak Cikeas atau Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjelaskan versi lain yang dimilikinya kalau memang buku itu dinilai tidak faktual.
Dengan begitu, tuturnya, masyarakat bisa mendapatkan gambaran persoalan secara utuh dan berimbang dengan kesempatan untuk mengklarifikasi dari pihak yang tersudut.
"Walaupun penerbitkan buku putih itu tidak akan menghentikan polemik atas buku GA [George Aditjondro], tetapi sesuatu yang terlanjur dipaparkan, memang sebaiknya dituntaskan dengan tanggapan, bantahan, dan klarifikasi," katanya menjawab Bisnis kemarin.
Menurut Andrinof, penulisan buku putih semacam itu sudah lazim dalam kasus serupa di negara mana pun sehingga semua polemik bisa mengalir dalam koridor akademis dan intelektual. "Selanjutnya, biarkan masyarakat yang menilai."
Di tempat terpisah, seperti ditulis Antara, Ketua Mahkamah Konstitusi M. Mahfud M.D. menegaskan dalam negara demokrasi sebuah buku harus selalu dilindungi selama tidak mengandung unsur fitnah karena hal tersebut bisa dipidanakan sesuai hukum yang berlaku.
Dia mengemukakan warga masyarakat juga harus bisa menilai kontroversi buku Membongkar Gurita Cikeas secara objektif.
Mahfud menyayangkan bahwa saat ini terdapat semacam fenomena yang seakan-akan menstigmatisasi bahwa bila pemerintah melakukan suatu maka tindakan tersebut disebut sebagai langkah otoriter.
Terkait dengan buku itu, Mahfud mengatakan dirinya sudah sejak dahulu tidak pernah tertarik untuk membaca buku-buku yang ditulis oleh George Aditjondro, termasuk buku Membongkar Gurita Cikeas.
"Saya sejak dulu tidak tertarik dengan bukunya George Aditjondro," kata Mahfud dalam acara Refleksi Kinerja MK 2009 kemarin.
Menurut dia, masih lebih banyak buku atau literatur lain yang lebih menarik dibaca untuk mengisi waktunya.
Sebelumnya, pengamat politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan pemerintah tidak perlu reaktif terhadap Membongkar Gurita Cikeas karena secara metodologis buku karangan George itu sangat lemah.
"Buku tersebut tidak didukung akurasi data, bahkan cenderung bagian dari propaganda politik ketimbang karya akademik," katanya Senin.
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7720 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 06:30
Aditjondro: Ini Karya Ilmiah, tidak akan Ada Permintaan Maaf
By Republika Newsroom
REVISI GURITA CIKEAS. George Junus Aditjondro mengatakan, akan merevisi beberapa poin dalam buku 'Membongkar Gurita Cikeas', di Yogyakarta, Senin (28/12).
JAKARTA -- Buku 'Membongkar Gurita Cikeas, di Balik Skandal Bank Century', Rabu (30/12), resmi diluncurkan di salah satu kafe di bilangan Jakarta Selatan. Kontroversi telah mendahului penerbitan buku ini, termasuk ancaman somasi dari Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara. George dalam paparannya yang dia beri judul 'Aditjondro Menjawab' menegaskan dirinya tak akan minta maaf atas apapun yang menjadi isi bukunya.
''Aditjondro Menjawab. (Di sini saya sampaikan) terimakasih, maaf, penjelasan buku, juga tantangan kepada SBY untuk perdebatkan benar atau tidaknya buku saya,'' kata George. Ucapan terimakasih, ujar dia, disampaikannya kepada para penentang buku ini. Karena kuatnya tentangan itu justru membuat buku ini menjadi buku yang dicari. ''terimakasih untuk (para) penjilat SBY,'' tegas dia.
Sementara permintaan maaf, kata George, bukanlah ditujukan untuk siapapun yang tidak terima atas isi bukunya. Tapi, ujar dia, permintaan maaf ini ditujukan kepada rakyat yang kesulitan mendapatkan buku ini. Saat ini, sebut George, 500 ribu eksemplar buku ini tertahan di jaringan toko buku terbesar di Indonesia. ''Kami sedang mengupayakannya menarik kembali (buku-buku tersebut untuk diedarkan melalui distributor lain,'' kata dia.
Dampak dari 'ketakutan' dari jaringan toko buku terbesar itu, imbuh George, masyarakat di luar Jawa yang paling terimbas. Saat ini, kata dia, Galang Press - penerbit buku ini - sedang mencari penyalur buku non-jaringan toko buku terbesar tersebut, untuk kawasan Indonesia Timur. ''Saya menantang wartawan untuk mengungkap siapa yang mengintimidasi toko buku terbesar ini,'' ujar dia kemudian.
Dalam kesempatan itu, George menyatakan dia telah menyiapkan edisi revisi buku yang menyulut kontroversi tersebut. ''Bukan sensor (dari buku semula) tapi (hasil) verifikasi data. Misalnya soal dana asing,'' kata dia.
George dalam sesi konferensi pers kedua -pada hari dan lokasi yang sama- menyatakan bahwa bukunya bukanlah soal skandal Bank Century. ''Tapi tentang gurita cikeas, (tentang) oligarki. (Tentang) orang kaya yang menguasai ekonomi dan politik,'' kata dia. Anggota panitia angket Skandal Bank Century, Bambang Soesatyo, mengatakan buku ini hanya memperlihatkan 'benang merah' dalam skandal Bank Century.
Penyusunan ini pun menurut George sudah melewati investigasi lapangan. ''Saya tidak ngarang-ngarang. Buku ini banyak sekali lampirannya, (termasuk soal) Jero Wacik atau empat menteri di yayasan yang terkait Cikeas,'' imbuh dia. Termasuk soal dana satu juta dolar dari Djoko Chandra untuk salah satu yayasan. ''Buku ini perlu di-follow up-i. Tapi bukan oleh saya saja,'' ujar dia.
Soal bantahan bahkan ancaman somasi dari pihak yang termuat dalam bukunya, George menyatakan menyediakan ruang khusus pada edisi revisi buku ini. ''Saya hormati hak ingkar dari Antara (dan yang lain). Dimuat di edisi revisi. Tapi, tidak akan ada permintaan maaf,'' tegas dia. George beralasan buku ini adalah karya ilmiah yang bukan tulisan membongkar dapur orang ataupun menjelek-jelekkan seseorang. Dalam tradisi ilmiah, imbuh dia, edisi revisi dan sanggahan adalah lumrah.
Khusus mengenai somasi yang diajukan LKBN Antara, George menuturkan satu kisah lain di belakang somasi itu. Sehari sebelum dia menerima somasi di depan para wartawan, dia menerima telepon dari kuasa hukum kantor berita itu. Sang pengacara, kata dia, meminta pertemuan empat mata tanpa kehadiran wartawan tetapi diambil foto hanya untuk laporan kepada pemberi ordernya. ''Saya curiga foto itu akan di-plintir, George sudah minta maaf ke Antara. Saya tolak,'' kata dia.
LKBN Antara mengajukan somasi atas buku Gurita Cikeas ini, karena salah satu artike dalam buku tersebut. Yaitu, bagian yang berjudul, 'Pemanfaatan PSO (Public Service Obligation, red) LKBN Antara untuk Bravo Media Center'. Bravo Media Center adalah lembaga pemenangan Pemilu Partai Demokrat dan SBY. Salah satu yang diungkap di sini adalah masuknya pejabat baru LKBN Antara yang masih menjadi anggota pemenangan pemilu SBY. annisa auliani/pur
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7720 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 06:31
Pansus Telusuri Kaitan Yayasan SBY dengan Century
Mevi Linawati
Bambang Soesatyo
INILAH.COM, Jakarta - Pansus angket Century akan menelusuri kaitan yayasan-yayasan SBY dengan aliran dana Century seperti terungkap dalam buku 'Membongkar Gurita Cikeas'.
Hal itu diungkapkan anggota pansus Century dari Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo kepada INILAH.COM di Jakarta, Rabu (30/12). Meski begitu, ia menampik bila buku karta George Junus Aditjondro itu akan menjadi acuan pansus dalam membongkar skandal Bank Century.
"Buku George memang sangat menarik. Namun demikian tidak akan dijadikan referensi atau acuan," ujar Bambang
Bambang mengatakan hanya akan menggali benang merah apakah ada hubungan yayasan dan nama-nama orang yang disebut George dalam buku Gurita Cikeas dengan aliran dana Bank Century sekitar tanggal 14 November 2008 sampai 24 Juli 2009.
"Karena pada tanggal-tanggal itulah ada bailout Bank Century," kata Bambang. Salah satu yayasan yang akan dilihat benang merahnya kata Bambang adalah Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian yang dikelola oleh Menkopolhukam Djoko Suyanto.
Bambang juga menyatakan, sebenarnya apa yang ditulis oleh George yaitu nama-nama yayasan, pihak yang diduga terlibat aliran dana Bank Century bukan hal baru. Yaitu karena sudah ada dalam data pansus untuk dibidik apalagi bedasarkan informasi yang diperoleh melalui media.
"Nanti pada saatnya, pansus akan meminta kepada PPATK untuk mengungkap adanya transaksi yang mencurigakan apakah ke yayasan dan orang tanggal 14 November 2008-24 Juli 2009," ungkap Bambang. [mvi/mut]
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7720 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 06:32
Pansus Century Tolak Gurita Cikeas
Redaksi Web
George Junus Aditjondro, membuat judul bukunya yang kontroversial itu, 'Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century'. Seyogyanya, Panitia Khusus Angket Kasus Bank Century, yang saat ini tengah bekerja, paling tidak menjadikan buku ini sebagai salah satu referensi. Kenyataannya tidak demikian.
Idrus Marham, Ketua Pansus, menegaskan pansus angket Century di DPR tidak akan melirik buku itu. "Kami tidak mau terlibat membahas buku membongkar Gurita Cikeas, karena isinya controversial. Kami khawatir, kalau kami pakai buku itu juga sebagai bahan masukan, nanti hasilnya yang kami keluarkan juga akan kontroversial," katanya di Jakarta, Rabu (30/12).
Pendekatan yang dilakukan pansus dalam membedah masalah Century, lanjut Idrus, adalah dengan pendekatan tematik. Tema tersebut ada empat, yaitu akuisisi dan merger Century, pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP), aliran dana bailout, dan aliran dana setelah bailout. "Kami tetap akan berpegang pada instrumen data dan fakta," ujar politisi Partai Golongan Karya itu seraya menambahkan, sejauh ini, Pansus sudah sampai pada tahap tema kedua. "Bahasan pansus saat ini adalah tema FPJP. Tinggal nanti kami masuk pada pemeriksaan para pejabat terkait yang menjadi saksi atau bisa dimintai keterangan."
Kelas George
Kontroversi seputar Gurita Cikeas sendiri pun sekarang makin kompleks. Bukan hanya menyangkut buku saja, kontroversi pun kini menyertai penulisnya. George Aditjondro dinilai telah melakukan kebodohan, dan itu menunjukkan "siapa dia sesungguhnya". Pada acara launching 'Gurita Cikeas' di Jakarta, kemarin, George diduga keras melakukan tindakan fisik terhadap Ramadhan Pohan, pimpinan redaksi salah satu media massa nasional yang dikenal dekat dengan kubu Cikeas.
"Kami mengira George adalah tokoh intelektual yang matang dan dewasa. Tetapi ternyata ia punya masalah dengan kemampuan mengendalikan diri. Kelasnya ternyata tidak setinggi yang dibayangkan banyak orang. Amat patut disayangkan," ujar fungsionaris teras Partai Demokrat, Anas Urbaningrum.
George sendiri menampik dirinya melakukan hal itu. Selain menyebut buku tersebut hanya ia tepiskan (bukan dilemparkan) dan sama sekali tidak mengenai Ramadhan Pohan, ia juga balik menuding adanya skenario tertentu yang dilancarkan pihak-pihak kontra di balik peristiwa itu. George mencurigai tengah berlangsung upaya pengalihan isu. "Jangan-jangan ini diskenariokan untuk memancing supaya isu buku ini bisa dialihkan jadi isu pemukulan. Seolah-olah ada pemukulan yang saya lakukan terhadap wartawan yang juga anggota DPR," ujar George. "Saya ini orangnya cinta damai. Saya juga tidak memukul. Ini hanya mengalihkan isu saja."
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7720 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 06:34
Heboh Kedua, Download Membongkar Gurita Cikeas
Setelah buku "Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century" nyaris tak ditemukan lagi di Indonesia, mendadak naskah awal karya George Aditjondro tersebut marak di internet.
Sejak hari pertama buku ramai dibicarakan, sebenarnya sudah banyak orang mencari versi online-nya di internet. Apa daya pencarian tak membuahkan hasil.
Tetapi pengguna internet tak menyerah begitu saja. Mereka bergerilya sana-sini, memasukkan berbagai kemungkinan kata di mesin pencari. "Gurita Cikeas" mendadak populer di Google.
Perjuangan mencari versi softcopy mulai membuahkan hasil pada tanggal 29 Desember 2009. Pada waktu itu, entah dari siapa, di berbagai milis, muncul file kompresi GuritaCikeas. Mereka yang lapar berat membaca tapi nggak bisa beli, langsung mengunduhnya di komputer masing-masing, bak menyimpan sebuah rahasia negara.
Internet adalah internet. Sekali beredar di dunia maya, tak mungkin lagi menghentikannya. Dua hari sebelum tahun 2009 berakhir, berbagai situs pribadi -termasuk blog- menyediakan file kompresi tersebut untuk diunduh secara cuma-cuma.
turut dipakai para pemburu buku Membongkar Gurita Cikeas. Nampaknya yang beredar versi naskah asli atau awal dari George ke penerbit.
Singkat kata ini mungkin pesan buat penguasa di mana pun. Dengan internet sangat sulit menyembunyikan sesuatu. Melarang -atau menarik dari peredaran- sebuah karya, hanya mendorong itu muncul di internet. Ini heboh kedua Membongkar Gurita Cikeas.
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7720 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 06:39
Aditjondro Persilakan Gurita Cikeas Dibajak
Irvan Ali Fauzi
INILAH.COM, Jakarta - George Junus Aditjondro menegaskan tidak akan mempermasalahkan bila buku 'Membongkar Gurita Cikeas' dibajak. George malah mempersilakan bukunya untuk dibajak dan dinikmati seluasnya.
"Saya bukan penganut copy right, tapi copy left. Ambilah, bajaklah, dan nikmatilah!" tegas Aditjondro.
Hal itu diungkapkan Aditjondro terkait dengan sikapnya terhadap kemunculan buku 'Membongkar Gurita Cikeas' versi bajakan. Naskah buku itu juga muncul di internet dalam format pdf yang bisa didownload dengan gratis.
Meski buku itu ditemukan telah dibajak, namun ia sama sekali tidak terlihat keberatan dengan adanya buku versi bajakan itu.
"Bajakan itu ingin membantu orang yang miskin," pungkas George. [mut]
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7720 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 06:41
Gramedia Tak Pernah Tarik Buku Membongkar Gurita Cikeas
Jakarta (SIB)
Buku ‘Membongkar Gurita Cikes, Dibalik Skandal Century’ karya George Junus Aditjondro banyak dicari orang di Gramedia Matraman. Gramedia mengaku tidak pernah menarik buku itu dari peredaran. Buku itu tidak pernah masuk ke jaringan toko buku besar ini.
“Tadi ada banyak orang yang cari. Tapi memang nggak ada (buku) yang masuk,” ujar Duty Manager Gramedia Matraman Naluri Imayanti ketika ditemui detikcom di Toko Buku Gramedia Matraman, Jl Matraman Raya, Jakarta, Minggu (27/12).
Pihak Gramedia Matraman mengatakan jika buku yang diterbitkan Galang Press ini memang tidak pernah masuk di Toko Buku yang mempunyai banyak cabang ini.
“Kami nggak nerima satu biji pun,” ucap Naluri.
Naluri pun membantah jika buku ini sempat beredar, lalu dilakukan penarikan. “Gak ada penarikan, memang nggak masuk,” katanya.
Sejumlah peminat buku ini mengaku kecewa tidak bisa menemukan buku kontroversial itu di Gramedia. “Saya juga rencana mencari, tapi sudah nggak ada,” ujar Retno kecewa.
Buku ini menjadi kontroversi sebab menguliti ‘borok’ Cikeas. Dalam salah satu bab, Aditjondro menyebutkan keterlibatan SBY dan keluarganya dalam kasus Century.
Presiden SBY prihatin dengan terbitnya buku yang isinya menyudutkan keluarganya itu. Juru bicara Presiden SBY Julian Aldrin Pasha mengatakan ada fakta yang tidak akurat. Saat ini, pihak SBY sedang mempelajari isi buku tersebut. Belum ada rencana gugatan maupun melarang penjualan buku itu.
Cetak 4.000 Buku, Galang Press Tak Setuju Buku Ditarik
Buku “Membongkar Gurita Cikeas, Di Balik Skandal Bank Century” mendadak menghilang dari toko-toko buku. Galangpress, yang menerbitkan buku karya George Junus Aditjondro itu mengaku tidak setuju bila buku itu ditarik.
Direktur Galangpress Julius Felicianus mengatakan, pihaknya mencetak 4.000 buku untuk cetakan pertama. Sebanyak 200-an buku didistribusikan di wilayah Yogyakarta. Sedang sisanya sebagian besar untuk wilayah JADEBOTABEK dan kota-kota besar di Jawa.
“Harganya Rp 36 ribu per buku. Kami belum tahu kalau buku itu sudah tidak dipajang lagi,” kata Julius dalam perbincangan dengan detikcom, Minggu (27/12).
Julius tidak setuju bila buku itu ditarik begitu saja. Penarikan buku tidak bisa dilakukan tanpa penelitian terlebih dulu oleh Kejagung. Pemerintah melalui Kejaksaan Agung mempunyai waktu sekitar 6 bulan untuk menarik buku tersebut seperti halnya saat kejaksaan melarang 2 buku mengenai Papua.
“Sampai saat ini kami belum menerima informasi itu secara resmi. Hanya sebatas buku itu tidak dipajang lagi di toko buku,” kata Julius.
Dia mengatakan pihaknya tidak bermaksud menyerang lingkaran Cikeas. Buku ini, tegasnya, sebagai bentuk kepedulian untuk memperbaiki kinerja pemerintahan SBY dalam memberantas KKN. Kasus Century menjadi pekerjaan rumah bagi SBY sekaligus untuk membuktikan janjinya sebagai panglima di garda depan dalam memerangi korupsi.
“SBY juga pernah mengatakan, ‘Katakan Tidak untuk Korupsi, itu slogan yang pernah didengungkan,” kata Julius seperti diungkapkan dalam kata pengantar penerbit. (detikcom/m)
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7720 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 06:43
George Junus Aditjondro Puasa Bicara
TEMPO Interaktif, Jakarta - Penulis buku Membongkar Gurita Cikeas, Di Balik Skandal Century, George Junus Aditjondro, enggan memberikan komentar terhadap gugatan yang dilayangkan politikus Partai Demokrat Ramadhan Pohan terhadap dirinya.
"Saya sedang puasa bicara," kata George ketika dihubungi Tempo, Jumat (01/01).
George, seperti diberitakan sebelumnya, dilaporkan Ramadhan Pohan ke Kepolisian Resor Jakarta Selatan dengan tuduhan penganiayaan. Kepada polisi, Ramadhan mengaku telah dipukul dengan buku Gurita Cikeas oleh George. Peristiwa tersebut terjadi dalam sebuah diskusi di Doekoen Caffee, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (30/12) lalu.
George enggan memberikan komentar. Namun sebelumnya ia pernah membantah dituding memukul Ramadhan Pohan. "Tangan dan buku saya tidak sampai menyentuhnya," kata dia beberapa hari lalu ketika dihubungi.
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7720 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 06:45
Polisi Akan Panggil George Aditjondro Terkait Kasus Pemukulan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Polisi akan memanggil penulis buku Membongkar Gurita Cikeas, Di Balik Skandal Bank Century, George Junus Aditjondro terkait laporan pemukulan terhadap politikus Partai Demokrat Ramadhan Pohan.
"Saat ini kami masih melakukan penyelidikan, mengumpulkan bahan bukti dan akan memanggil saksi-saksi, tentu pihak terlapor akan kami periksa," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Selatan Komisaris Subandi, Jumat (1/1).
Namun saat ini polisi masih belum melakukan pemanggilan. "Saat ini kami baru melakukan pemeriksaan tempat kejadian perkara, saksi belum karena masih masa liburan Tahun Baru," ujar Subandi.
Ramadhan mengaku telah dipukul dengan buku Gurita Cikeas itu oleh Aditjondro saat menghadiri acara diskusi dan peluncuran buku tersebut. "Saya dipukul dengan buku di mata kiri," ujar Ramadhan, Rabu (30/12) malam.
Menurut Ramadhan, pemukulan tersebut dipicu oleh perbedaan antara dirinya dengan Aditjondro mengenai isi buku tersebut. Ramadhan menyebut Aditjondro berhalusinasi dan membayangkan seolah-olah ada dana talangan Bank Century yang masuk ke Jurnal Nasional, media yang dia pimpin.
"Tidak ada serupiah pun dana talangan Bank Century yang masuk ke Jurnal Nasional," ujar Ramadhan. Tidak lama setelah Ramadhan berbicara, Aditjondro yang duduk di kanan Ramadhan, menepukkan buku ke bagian muka Ramadhan.
Ramadhan langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polda Metro Jaya dan melakukan visum di Rumah Sakit Jakarta. Namun, sore harinya, ia memindahkan laporannya ke kantor Polres Jakarta Selatan. Ia melaporkan Aditjondro dengan pasal 351 KUHP mengenai penganiayaan.
Kapolres Jakarta Selatan Komisaris Besar Gatot Edy Pramono mengatakan Ramadhan telah selesai memberikan laporan. "Kami sudah periksa Ramadhan sebagai saksi korban, tapi nanti jika ada yang kurang akan kami panggil kembali," ujar Gatot.
Hingga saat ini status Aditjondro masih sebagai terlapor belum menjadi tersangka atas laporan pemukulan tersebut. "Kami periksa dulu terlapor, sekarang masih proses penyelidikan," ujar Gatot.
Meskipun mengakui bahwa dirinya sempat terpancing oleh ucapan Ramadhan yang menuduhnya berhalusinasi, namun Aditjondro membantah telah memukul Ramadhan. "Tangan dan buku saya tidak sampai menyentuhnya," katanya.
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7720 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 4/1/2010, 06:48
Polisi Akan Panggil George Aditjondro Terkait Kasus Pemukulan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Polisi akan memanggil penulis buku Membongkar Gurita Cikeas, Di Balik Skandal Bank Century, George Junus Aditjondro terkait laporan pemukulan terhadap politikus Partai Demokrat Ramadhan Pohan.
"Saat ini kami masih melakukan penyelidikan, mengumpulkan bahan bukti dan akan memanggil saksi-saksi, tentu pihak terlapor akan kami periksa," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Selatan Komisaris Subandi, Jumat (1/1).
Namun saat ini polisi masih belum melakukan pemanggilan. "Saat ini kami baru melakukan pemeriksaan tempat kejadian perkara, saksi belum karena masih masa liburan Tahun Baru," ujar Subandi.
Ramadhan mengaku telah dipukul dengan buku Gurita Cikeas itu oleh Aditjondro saat menghadiri acara diskusi dan peluncuran buku tersebut. "Saya dipukul dengan buku di mata kiri," ujar Ramadhan, Rabu (30/12) malam.
Menurut Ramadhan, pemukulan tersebut dipicu oleh perbedaan antara dirinya dengan Aditjondro mengenai isi buku tersebut. Ramadhan menyebut Aditjondro berhalusinasi dan membayangkan seolah-olah ada dana talangan Bank Century yang masuk ke Jurnal Nasional, media yang dia pimpin.
"Tidak ada serupiah pun dana talangan Bank Century yang masuk ke Jurnal Nasional," ujar Ramadhan. Tidak lama setelah Ramadhan berbicara, Aditjondro yang duduk di kanan Ramadhan, menepukkan buku ke bagian muka Ramadhan.
Ramadhan langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polda Metro Jaya dan melakukan visum di Rumah Sakit Jakarta. Namun, sore harinya, ia memindahkan laporannya ke kantor Polres Jakarta Selatan. Ia melaporkan Aditjondro dengan pasal 351 KUHP mengenai penganiayaan.
Kapolres Jakarta Selatan Komisaris Besar Gatot Edy Pramono mengatakan Ramadhan telah selesai memberikan laporan. "Kami sudah periksa Ramadhan sebagai saksi korban, tapi nanti jika ada yang kurang akan kami panggil kembali," ujar Gatot.
Hingga saat ini status Aditjondro masih sebagai terlapor belum menjadi tersangka atas laporan pemukulan tersebut. "Kami periksa dulu terlapor, sekarang masih proses penyelidikan," ujar Gatot.
Meskipun mengakui bahwa dirinya sempat terpancing oleh ucapan Ramadhan yang menuduhnya berhalusinasi, namun Aditjondro membantah telah memukul Ramadhan. "Tangan dan buku saya tidak sampai menyentuhnya," katanya.
Banyak Pemposan : 383 Poin : 7720 Reputasi : 8 Sejak : 02.12.07 Predikat :
Alumnus
Angkatan Tahun : SATGASMA 1976—1982 Fakultas : FMIPA Profesi | Pekerjaan : IT Consultant Lokasi Domisili : Parung. Bogor | Sawangan. Depok Slogan : Tiap sesuatu adalah unik
Subyek: Re: HEBOH: KontroVersi Sekitar Buku "Membongkar Gurita Cikeas: Dibalik Skandal Bank Century" 5/1/2010, 12:24
Pansus Century Gali Info dari Buku Gurita Cikeas
Insaf Albert Tarigan - Okezone
Buku Gurita Cikeas
JAKARTA - Buku Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century yang ditulis George Junus Aditjondro memang menuai kontroversi. Namun bukan berarti isi buku tersebut bisa diabaikan begitu saja, termasuk oleh Pansus Hak Angket Bank Century.
"Kita tidak mau terlibat perdebatan seperti itu. Tapi kalau sebagai informasi, tentu penting. Hanya sebagai petunjuk, bukan data," kata Ketua Pansus Hak Angket Bank Century Idrus Marham kepada wartawan usai rapat pimpinan pansus di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (4/1/2010).
Seperti diketahui, dalam buku tersebut, George menyebutkan bahwa dana bailout Bank Century mengalir ke sejumlah orang dekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Uang tersebut masuk ke sejumlah yayasan pendukung SBY dalam kampanye Pilpres 2009 lalu.
Beberapa orang dekat yang juga tim sukses SBY yang disebut dalam buku tersebut, yakni Hatta Rajasa, Djoko Suyanto, dan Jero Wacik.
Namun tiga orang tersebut telah membantah tudingan George yang menurut mereka tidak berdasar atas fakta tersebut.